Jumat, 14 Desember 2012

Bayi Berat lahir


MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI “S”DENGAN
BAYI BERAT LAHIR RENDAH KARENA PREMATUR
DI RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR
TANGGAL 20-22 APRIL 2012



Karya Tulis Ilmiah
 Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan
             Pendidikan Diploma III Kebidanan Nusantara Jaya Makassar

OLEH:
ROSA BUNGA
200902481


AKADEMI KEBIDANAN NUSANTARA JAYA MAKASSAR
YAYASAN PENDIDIKAN NUSANTARA JAYA
2012

PERNYATAAN PERSETUJUAN
KARYA TULIS ILMIAH

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI “S”DENGAN
BAYI BERAT LAHIR RENDAH KARENA PREMATUR
DI RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR
TANGGAL 20-22 APRIL 2012

OLEH:
ROSA BUNGA
200902481
Karya Tulis Ilmiah ini Telah kami setujui untuk di pertahankan dalam  Ujian Karya Tulis Ilmiah di hadapan tim penguji Akademi Kebidanan  Nusantara    Jaya Makassar
Makassar,  juli  2011

pembimbing


Yuliana,SST.SKM.,M.Kes
NIND.090 507 7405
Mengetahui,
Direktur Akademi Kebidanan


Hj.Ramiati, Amd.Keb.,SKM.,MH.,M.Kes
NIND. 090 406 5402
SURAT PERNYATAAN  PERSETUJUAN WAKTU UJIAN

Dengan ini menyatakan :
            Nama                         : ROSA BUNGA
            NIM                            : 200902481
            Jurusan                    : Akademi Kebidanan

Setuju dengan melaksanakan ujian karya tulis ilmiah dengan judul Manajemen Asuhan Kebidanan pada Bayi “S” dengan Bayi Berat Lahir Rendah karena Prematur di RSUD Labuang Baji Makassar tanggal 20-22 april 2012.
            Hari/tanggal              : Rabu / 25 juli 2012
Waktu                         : 13.00 Wita
Demikian surat persetujuan ini di buat untuk dipergunakan seperlunya.
Makassar, 24 juli 2012
Pembimbing

Yuliana,SST.,SKM.,M.Kes
NIND.090 507 7405
Mengetahui,
Direktur Akademi Kebidanan

Hj.Ramiati, Amd.Keb.,SKM.,MH.,M.Kes
NIND. 090 406 5402
PERNYATAAN PENGESAHAN TIM PENGUJI
KARYA TULIS ILMIAH
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI “S”DENGAN
BAYI BERAT LAHIR RENDAH KARENA PREMATUR
DI RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR
TANGGAL 20-22 APRIL 2012

OLEH:
ROSA BUNGA
200902491
Karya Tulis Ilmiah ini telah diuji dan di pertahankan di hadapan Tim Penguji Akademi Kebidanan Nusantara Jaya Makassar yang di Laksanakan pada:
Hari/tanggal              : Rabu/ 25 juli 2012
Waktu                         : 13.00 Wita
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat.
Tim Penguji
Ketua/moderator    : Yuliana,SST.SKM.M.Kes(....................................)
Anggota                    :
1.    Hj.Ramiati, Amd.Keb.,SKM.,MH.,M.Kes     (....................................)

2.    Hj.Mulyati,SST.,SKM.,M.Kes                         (....................................)

makassar,  juli 2012
Mengetahui
Direktur Akademi Kebidanan


Hj.Ramiati, Amd.Keb.,SKM.,MH.,M.Kes
NIND. 090 406 5402
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A.   IDENTITAS
1.    Nama                                     : Rosa Bunga
2.    NIM                                         : 200902481
3.    Tempat /Tanggal Lahir        : Letwaru, 07 januari 1992
4.    Jenis Kelamin                      : Perempuan
5.    Agama                                   : Kristen Protestan
6.    Suku                                      : Toraja / Indonesia
7.    Alamat                                    : BTP Blok H baru No.391
B.   RIWAYAT PENDIDIKAN
1.    Tamat SD Negeri 7 Masohi  Tahun 2003
2.    Tamat SMP Negeri 1 Masohi Tahun 2006
3.    Tamat SMA Negeri 1 Masohi Tahun 2009
4.    Mengikuti Pendidikan Akademi Kebidanan Nusantara Jaya Makassar mulai Tahun 2009 – 2012.
KATA PENGANTAR

Puji syukur  kepada Tuhan Yesus ,oleh karena berkat  dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan program studi DIII Kebidanan di Akademi Kebidanan Nusantara Jaya Makassar dengan judul Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Bayi “S” Dengan Bayi Berat Lahir Rendah Karena Prematur Di RSUD Labuang Baji Makassar”.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis menghadapi berbagai macam hambatan dan kesulitan, namun atas bantuan, bimbingan dan kerjasama dari berbagai pihak sehingga hambatan dan kesulitan tersebut dapat teratasi. Oleh karena itu, perkenankanlah penulis dengan segala keikhlasan dan kerendahan hati mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Yuliana,SST.,SKM.,M.kes selaku dosen dan pembimbing yang penuh kesabaran dan keikhlasan meluangkan waktu dan tenaga serta bimbingan dan arahan kepada penulis. .
Melalui kesempatan ini pula penulis mengucapkan  terima kasih yang sebesar – besarnya kepada :
1.    Bapak Drs. Mathius Timang, MBA, selaku Ketua Yayasan Nusantara Jaya.
2.    Ibu Hj.Ramiati,Amd.Keb.,SKM.,MH.,M.Kes selaku Direktur Akademi Kebidanan Nusantara Jaya Makassar.
3.    Bapak  dr.Endrico.,M.kes, selaku Direktur  RSUD Labuang Baji
Makassar beserta staf yang telah memberikan izin untuk melakukan pengambilan data yang penulis butuhkan.
4.    Seluruh Dosen dan Staf Akademi Kebidanan Nusantara Jaya Makassar yang memberikan bimbingan selama menempuh pendidikan dan ilmu pengetahuan yang tak ternilai harganya
5.    Rasa hormat dan cintaku kepada Ayahanda Daniel Bunga dan ibunda hermin Tangke Layuk yang telah membantu secara moril maupun materi dan mendukung penulis dengan doa sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan dengan baik.
6.    Kepada saudara-saudaraku tersayang (Edha, Mei, putri, Echa) dan seluruh keluarga, terima kasih atas dukungan dan bantuan yang telah di berikan selama ini.
7.    Untuk Sahabat – sahabatku (satriah, thaty, lilhy, ela, yurlin,kiky,deis) terima kasih atas dukungannya dan telah memberikan arti persahabatan, “You’re My Best Friends ”.
8.    Teman – teman seperjuanganku (viona dan icha) yng selalu bersama-sama dalam suka maupun duka untuk menyusun KTI ini.terima kasih atas kerja samanya..
9.    Seluruh teman – teman Kelas A yang tidak bisa penulis sebutkan namanya satu persatu dan seluruh rekan – rekan mahasisiwi Akademi Kebidanan Nusantara Jaya Makassar Angkatan 2009 yang selalu memberikan bantuan dan kerjasamanya yang baik selama ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan. oleh karena itu,penulis mengharapkan  kritik dan saran yang membangun.
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu kebidanan dan semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan petunjuk dalam pemanfaatan Karya Tulis Ilmiah ini.Amin 

Makassar, April 2011

Penulis   





DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN KARYA TULIS ILMIAH ............ ii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN WAKTU UJIAN ........................ iii
HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI .................................................... iv
BIODATA ........................................................................................................ v
KATA PENGANTAR ...................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv
BAB I.  PENDAHULUAN................................................................................. 1
A.   Latar Belakang .............................................................................. 1
B.   Ruang Lingkup Permasalahan ...................................................... 6
C.   Tujuan Penulisan ........................................................................... 6
1.    Tujuan Umum .......................................................................... 6
2.    Tujuan Kusus .......................................................................... 6
D.   Manfaat Penulisan.......................................................................... 7
1.    Manfaat Praktis........................................................................ 7
2.    Manfaat Ilmiah ......................................................................... 8
3.    Manfaat bagi institusi............................................................... 8
4.    Manfaat bagi penulis ............................................................... 8
E.   Metode Penulisan........................................................................... 8
1.    Studi kepustakaan.................................................................... 8
2.    Studi khasus............................................................................. 8
3.    Studi dokumentasi.................................................................... 9
4.    Diskusi.................................................................................... 10
F.    Sistematika Penulisan.................................................................. 10
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA....................................................................... 14
A.   Tinjauan Umum Tentang Bayi Normal......................................... 14
1.    Pengertian bayi baru lahir normal.......................................... 14
2.    Karakteristik bayi normal........................................................ 14
3.    Penanganan bayi baru lahir................................................... 15
4.    Pencegahan kehilangan panas.............................................. 17
B.   Tinjauan Umum tentang prematur................................................ 20
1.    Pengertian bayi prematur....................................................... 20
2.    Etiologi / penyebab bayi prematur.......................................... 21
3.    Diagnosis kelahiran prematur................................................ 22
4.    Pencegahan kelahiran prematur............................................ 25
5.    Klasifikasi bayi prematur........................................................ 26
6.    Gambaran klinis bayi prematur.............................................. 28
7.    Komplikasi bayi prematur....................................................... 29
8.    Cara persalinan prematur...................................................... 34
9.    Perawatan bayi prematur....................................................... 34
10. Penilaian bayi dengan menggunakan sistem ballard............. 38
C.   Tinjauan Khusus Tentang Prematur............................................. 42
1.    Kardiovaskuler....................................................................... 42
2.    Gastrointestinal...................................................................... 42
3.    Integumen.............................................................................. 43
4.    Muskuloskeletal...................................................................... 44
5.    Neorologis.............................................................................. 44
6.    Paru........................................................................................ 44
7.    Ginjal...................................................................................... 44
8.    Reprodiksi.............................................................................. 45
9.    Temuan sikap......................................................................... 45
D.   Proses Manajemen Kebidanan.................................................... 44
1.    Pengertian manajemen asuhan kebidanan...........................  44
2.    Tahapan manajemen asuhan kebidanan............................... 45
3.    Pendokumentasian manajemen asuhan kebidanan.............  48
BAB III. STUDI KASUS................................................................................. 51
BAB IV. PEMBAHASAN KHASUS................................................................ 82
BAB V. PENUTUP......................................................................................... 89
A.   Kesimpulan................................................................................... 89
B.   Saran............................................................................................ 90
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN














DAFTAR GAMBAR
Gambar                                                                                                         Halaman
1.    Grafik Pertumbuhan Dan Perkembangan Janin Intra Uterin..................  27
2.    Bagan Kematangan Neuromuskuler....................................................... 40
3.    Rencana Dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan..........................  50















DAFTAR TABEL
Tabel                                                                                                      Halaman

1.    Penilaian APGAR Score................................................................... 16
2.    Suhu inkubator sesuai dengan berat badan bayi............................  35
3.    Kebutuhan nutrisi/ cairan pada bayi................................................  37
4.    Ciri kematangan fisik menurut ballard.............................................  38
5.    Penilaian tingkat kematangan menurut ballard................................ 42
6.    Penilaian APGAR Score pada bayi premature................................  54












DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I     :           Daftar Singkatan
Lampiran II    :           Satuan Acara Penyuluhan “ Pentingnya Pemberian ASI                               Bagi Bayi”
Lampiran III   :           Satuan Acara Penyuluhan “ Teknik Menyusui Yang                                       Benar”
Lampiran IV  :           Lembar Permohonan Judul Karya Tulis Ilmiah
Lampiran V   :           Surat Permohonan Izin Pengambilan Khasus Dari                                         Akademi Kebidanan Nusantara Jaya Makassar
Lampiran VI  :           Surat Permohonan Izin/ Rekomendasi Pengambilan Data                            Dari Balitbangda
Lampiran VII :           Surat Permohonan Izin/ Rekomendasi Pengambilan Data                            Dari Dinas kesehatan  Provinsi Sulawesi – Selatan
Lampiran VIII            :           Surat Keterangan Selesai Melakukan Pengambilan Data                              Dari RSUD Labuang Baji Makassar
Lampiran IX  :           Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

BAB I
PENDAHULUAN
A.   LATAR BELAKANG
Usia kehamilan merupakan salah satu prediktor penting bagi kelangsungan hidup janin dan kualitas hidupnya. Umumnya kehamilan di sebut cukup bulan apabila berlangsung antara 37-41 minggu di hitung dari pertama siklus haid 28 hari. Persalinan prematur adalah persalinan yang terjadi sebelum janin genap berusia 37 minggu. (krisnadi,S.R 2009 hal 1)
            Sampai saat ini mortalitas dan morbiditas neonatus pada bayi prematur/preterm masih sangat tinggi. Hal ini berkaitan dengan maturitas organ pada bayi baru lahir seperti paru,otak, gastroistestinal.di negara barat sampai 80% dari kematian neonatus akibat prematuritas dan pada bayi yang selamat 10% mengalami dalam jangka panjang. Penyebab persalinan preterm sering dapat di kenali dengan jelas. Namun, pada banyak khasus penyebab pasti tidak dapat di ketahui. Beberapa faktor mempunyai masalah dalam terjadinya persalinan preterm seperti faktor pada ibu, faktor pada janin dan plasenta, maupun faktor lain seperti sosioekonomik. (sarwono prawirohardjo, 2008 hal 667)

            Kesulitan utama dalam persalinan prematur adalah perawatan bayi prematur, yang semakin muda usia kehamilannya semakin besar mortalitas dan morbiditasnya. Dalam hal ini peranan teknologi dalam hal perawatan sindrom gawat nafas sangatlah penting. (Winkjosastro, 2007 hal 312).
            Persalinan Prematur merupakan penyebab kematian perinatal yang tinggi (70%) karena tumbuh kembang organ – organ vital bayi yang belum sempurna. Menyebabkan bayi belum mampu untuk hidup di luar kandungan, sehingga sering mengalami kegagalan adaptasi yang dapat menimbulkan morbiditas maupun mortalitas yang tinggi. (Manuaba, 2007 hal 432).
            Insiden kelahiran bayi prematur bervariasi diantara populasi yang berbeda, dengan insiden yang terendah pada populasi yang  keadaan sosial ekonominya lebih beruntung, dan insiden tertinggi pada populasi yang miskin secara medis lebih banyak pada orang yang berkulit hitam di bandingkan berkulit putih, insiden kelahiran prematur tertinggi pada populasi ini dapat berarti angka mortalitas di antara bayi berkulit hitam lebih tinggi dari pada bayi berkulit putih.
( Varney, 2007 hal 782).
Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia menduduki posisi 6 se Asean dan 3,4 kali lebih tinggi dari Malaysia dan 1,3 kali lebih tinggi dari Filipina.Indonesia menduduki rangking ke-6 setelah Singapura (tiga per 1.000), Brunei Darussalam (delapan per 1.000), Malaysia (10 per 1.000), Vietnam (18 per 1.000) dan Thailand (20 per 1.000. (http://dk-insufa.info/en/headlines.com, di askes tanggal 25 april 2012).
Berdasarkan data yang di peroleh dari Dinas Kesehatan Provinsi  Sulawesi Selatan (2009) insiden bayi prematur 2.247 bayi dari 126.861 kelahiran bayi (1,78 %), sedangkan pada tahun 2009 insiden bayi prematur  467 bayi dari 143.357 kelahiran bayi (0,32%).dan terdapat 20 khasus bayi prematur (0,1%) dari 20.698 kelahiran bayi. Berdasarkan data tersebut angka kejadian bayi prematur di Sulawesi Selatan mengalami penurunan tetapi di Kota Makassar mengalami peningkatan. ( Profil Dinkes Provinsi SulSel 2009)
Departemen Kesehatan (DepKes) mengungkapkan rata-rata per tahun terdapat 401 bayi baru lahir di Indonesia meninggal dunia sebelum umurnya genap 1 tahun. Data ini bersumber dari data terakhir pemerintah, yaitu dari Survei Demografi Kesehatan Indonesia 2007 (SDKI). Berdasarkan data lainnya yaitu Riset Kesehatan Dasar Depkes 2007, kematian bayi baru lahir (Neonatus) merupakan penyumbang kematian terbesar pada tingginya angka kematian balita (AKB). Setiap tahun sekitar 20 bayi per 1.000 kelahiran hidup terenggut nyawanya dalam rentang waktu 0-12 hari pasca kelahirannya. Parahnya, dalam rentang 2002-2007 (data terakhir), angka kematian tidak pernah mengalami penurunan. Penyebab kematian terbanyak pada periode ini, menurut DepKes, disebabkan oleh sepsis (infeksi sistemik), kelainan bawaan, dan infeksi saluran pemapasan atas. Selaras dengan target pencapaian Milenium Development Goals (MDGs), DepKes telah mematok target penurunan AKB di Indonesia dari rata-rata 36 meninggal per 1.000 kelahiran hidup menjadi 23 per 1.000 kelahiran hidup pada 2015. (http://temboktiar.blogspot.com, di akses tanggal 25 april 2012)
Menurut data dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2011, jumlah bayi normal sebanyak 141.744 (98,10%), BBLR 2.743 (1,90%), kelahiran hidup 144.487 (99,36%), meninggal 925 (0,64%) dari 145.412 kelahiran keseluruhan. (Profil Dines Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan 2011). Di akses tanggal 5 Mei 2012.
Data Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji Makassar bagian Medical Record pada tahun 2010 tercatat jumlah kelahiran bayi sebanyak 1452 orang. Jumlah kelahiran bayi dengan berat ≥ 2500 gram yaitu 1208 orang (83,9%) , ≤ 2500 gram yaitu 242 orang (16,67%) .
Data Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji Makassar bagian Medical Record pada tahun 2011 tercatat jumlah kelahiran bayi sebanyak 1504 orang. Jumlah kelahiran bayi dengan berat ≥ 2500 gram yaitu 1322 orang (87,9 %), ≤ 2500 gram yaitu 182 orang (12,10%). Dari jumlah   tersebut   terdapat   65 orang bayi   meninggal.
( Medical Record).
Kelahiran prematur merupakan masalah nasional yang multikompleks dan perlu pemecahan yang konseptual. Secara mikro perlu ada program yang komprehensif di tiap klinik untuk mencegah kelahiran prematur. Ibu sebaiknya di rujuk ke klinik yang mampu menangani resusitasi, stabilisasi, serta perawatan bayi prematur. Kebijakan penanganan sebaiknya di sesuaikan dengan kondisi setempat yang memerlukan evaluasi terus menerus guna mengurangi mortalitas dan morbiditas bayi prematur. ( Winkjosastro, 2007).
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk mengambil kasus tersebut sebagai Karya Tulis Ilmiah dengan judul “ Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Bayi “S” dengan BBLR karena Prematur Di RSUD Labuang Baji Makassar tanggal 20 – 22 April 2012.
B.   RUANG LINGKUP PEMBAHASAN
Ruang lingkup pembahasan karya tulis ini adalah Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Bayi “S” Dengan BBLR Karena Prematur di RSUD Labuang Baii Makassar tanggal 20 – 22 April 2012.
C.   TUJUAN PENULISAN
1.    Tujuan Umum
Melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi “S” dengan BBLR karena prematur di RSUD Labuang Baji Makassar tanggal 20-22 april 2012, dengan menggunakan pendekatan manajemen asuhan kebidanan yang sesuai kompetensi dan kewenangan bidan.
2.    Tujuan kusus
a.    Melakukan identifikasi data dasar pada bayi “S” dengan BBLR karena prematur di RSUD Labuang Baji Makassar tanggal 20 – 22 april 2012.
b.    Mengidentifikasi diagnosa / masalah aktual pada bayi “S” dengan BBLR karena prematur di RSUD Labuang Baji Makassar tanggal 20 – 22 april 2012.
c.    Mengantisipasi diagnosa masalah potensial pada bayi “S” dengan BBLR karena prematur di RSUD Labuang Baji Makassar tanggal 20 – 22 april 2012.
d.    Melaksanakan tindakan segera / kolaborasi pada bayi “S” dengan BBLR karena prematur di RSUD Labuang Baji Makassar tanggal 20 – 22 april 2012.
e.    Merencanakan tindakan asuhan kebidanan  pada bayi “S” dengan BBLR karena prematur di RSUD Labuang Baji Makassar tanggal 20 – 22 april 2012.
f.     Melakukan tindakan asuhan kebidanan pada bayi “S” dengan BBLR karena prematur di RSUD Labuang Baji Makassar tanggal 20 – 22 april 2012.
g.    Mengevaluasi asuhan kebidanan pada bayi “S” dengan BBLR karena  prematur di  RSUD  Labuang  Baji  Makassar  tanggal
20 – 22 april 2012.
h.    Mendokumentasikan semua temuan dan tindakan dalam pelaksanaan asuhan kebidanan yang telah di laksanakan pada bayi “S” dengan BBLR karena prematur di RSUD Labuang Baji Makassar tanggal 20 – 22 april 2012.
D.   MANFAAT PENULISAN
1.    Manfaat praktis
Sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan ujian                         akhir dan penerapan ilmu yang telah di dapatkan pada jenjang      Pendidikan Diploma III Kebidanan Nusantara Jaya Makassar

2.    Manfaat Ilmiah
Melaksanakan asuhan kebidanan khususnya penerapan proses   Manajemen asuhan kebidanan pada bayi dengan BBLR karena           prematur.
3.    Manfaat Bagi Institusi
Menambah wawasan dan khasanah ilmu pengetahuan,       khususnya tentang bayi prematur.
4.    Manfaat Bagi Penulis
Merupakan pengalaman berharga bagi penulis karena dapat           menambah wawasan dan mengaplikasikan ilmu dalam      penerapan Manajemen asuhan kebidanan, khususnya bayi          prematur.
E.   METODE PENULISAN
Penulisan karya tulis ilmiah ini menggunakan metode sebagai berikut:
1.    Studi kepustakaan
Penulis membaca dan mempelajari buku atau literatur yang berkaitan dengan masalah yang di angkat sebagai dasar teori yang di gunakan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini
2.    Studi khusus
Dengan menggunakan proses manajemen asuhan kebidanan yang meliputi 7 tahap, yaitu: identifikasi data dasar, merumuskan diagnosa / masalah aktual, mengantisipasi diagnosa / masalah potensial, melakukan tindakan segera/ kolaborasi, rencana tindakan , implementasi, evaluasi dan pendokumentasian.
Untuk menghimpun data atau informasi dalam pengkajian menggunakan teknik:
a.    Anamnese/wawancara
Penulis melakukan wawancara dengan orang tua dan keluarganya guna memperoleh informasi dan mendapatkan data yang di butuhkan.
b.    Observasi
Penulis mengobservasi ( meliput langsung) untuk memperoleh data di ruang perinatologi di RSUD labuang Baji Makassar.
c.    Pemeriksaan fisik
Melakukan pemeriksaan fisik secara head to toe meliputi pemeriksaan secara inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi dan pemeriksaan TTV, menimbang berat badan bayi dan mengukur panjang badan bayi.
3.    Studi Dokumentasi
Membaca dan mempelajari status kesehatan klien yang berhubungan dengan bayi prematur yang bersumber dari bidan, perawat, maupun dokter serta hasil pemeriksaan penunjang lainnya yang dapat memberikan kontribusi dalam penyelesaian Karya tulis Ilmiah ini.
4.    Diskusi
Penulis melakukan tanya jawab dengan tenaga kesehatan yaitu bidan atau dokter yang menangani langsung bayi tersebut serta dosen pembimbing karya tulis ilmiah
F.    SISTEMATIKA PENULISAN
Untuk memperoleh gambaran umum tentang karya tulis ilmiah ini, maka penulis menyusunnya sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
A.   LATAR BELAKANG
B.   RUANG LINGKUPPEMBAHASAN
C.   TUJUAN PENULISAN
1.    Tujuan Umum
2.    Tujuan Khusus
D.   MANFAAT PENULISAN
1.    Manfaat praktis
2.    Manfaat ilmiah
3.    Manfaat bagi institusi
4.    Manfaat bagi penulis
E.   METODE PENULISAN
1.    Studi Kepustakaan
2.    Studi khasus
3.    Studi Dokumentasi
4.    Diskusi
F.    SISTEMATIKA PENULISAN
BAB II  : TINJAUAN PUSTAKA
A.   TINJAUAN UMUM TENTANG BAYI NORMAL
1.    Pengertian bayi baru lahir normal
2.    Karakteristik bayi normal
3.    Penanganan bayi baru lahir
4.    Pencegahan kehilangan panas
B.   TINJAUAN UMUM TENTANG PREMATUR
1.    Pengertian bayi prematur
2.    Etiologi / penyebab bayi prematur
3.    Diagnosis kelahiran prematur
4.    Pencegahan kelahiran prematur
5.    Klasifikasi bayi prematur
6.    Gambaran klinis bayi prematur
7.    Komplikasi bayi prematur
8.    Cara persalinan prematur
9.    Perawatan bayi prematur
10. Penilaian bayi dengan menggunakan sistem billard

C.   TINJAUAN KHUSUS TENTANG PREMATUR
1.    Kardiovaskuler
2.    Gastrointestinal
3.    Integumen
4.    Muskuloskeletal
5.    Neorologis
6.    Paru
7.    Ginjal
8.    Reprodiksi
9.    Temuan sikap
D.     MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN
1.     Pengertian manajemen asuhan kebidanan
2.     Tahapan manajemen asuhan kebidanan
3.     Pendokumentasian manajemen asuhan kebidanan
BAB III  : STUDI KASUS
A.   Langkah I : Identifikasi data dasar
B.   Langkah II : Identifikasi diagnosa masalah aktual
C.   Langkah III : Antisipasi diagnosa masalah potensial
D.   Langkah VI : Tindakan segera / kolaborasi
E.   Langkah V : Rencana tindakan
F.    Langkah VI : Implementasi
G.   Langkah VII : Evaluasi
H.   Pendokumentasian hasil asuhan kebidanan
BAB IV  : PEMBAHASAN KASUS
BAB V   : KESIMPULAN DAN SARAN
A.   KESIMPULAN
B.   SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN











BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.   TINJAUAN UMUM TENTANG BAYI NORMAL
1.    Pengertian Bayi Baru Lahir Normal
a)    Bayi baru lahir normal adalah bayi baru lahir dari kehamilan yang aterm (37-42 minggu) dengan berat badan lahir 2500-4000 gram. (Nur, Wafi, 2011, hal 3)
2.    Karakteristik Bayi Normal
Ciri-ciri bayi normal antara lain sebagai berikut:
a.    Berat badan 2500-4000 gram
b.    Panjang badan 48-52 cm
c.    Lingkar badan 30-38 cm
d.    Lingkar kepala 33-35 cm
e.    Bunyi jantung dalam menit pertama kira-kira 180 x/menit kemudian menurun sampai 120-160 x/menit
f.     Pernafasan pada menit pertama kira-kira 80 x/menit kemudian turun sampai 40 x/menit.
g.    Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan terbentuk dan diliputi verniks caeseosa.
h.    Rambut lanugo tidak terlihat, rambut tampak sempurna.
i.      Kuku agak panjang dan lemas. 
j.      Testis sudah turun (pada anak laki-laki), genitalia labio mayora telah menutupi labia minora (pada anak perempuan)
k.    Refleks hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.
l.      Refleks moro sudah baik, bayi dikagetkan akan memperlihatkan gerakan tangan seperti memeluk.
m.   Graff reflex sudah baik, bila diletakkan suatu benda ke telapak tangan maka akan menggenggam.
n.    Eliminasi, urin dan mekonium akan keluar dalam 24 jam, pertama mekonium berwarna kecoklatan.   
(Nur, Wafi, 2011, hal 3)
3.    Penanganan Bayi Baru Lahir           
Kebutuhan dan tindakan keperawatan bayi baru lahir
a.    Pembersihan jalan nafas
b.    Memotong dan merawat tali pusat
c.    Mempertahankan suhu tubuh bayi
d.    Menilai apgar score (AS)




Tabel : 1 Apgar Score
No
Tanda
0
1
2

1
Appearance (warna kulit)
Pucat / biru
Tubuh merah
Seluruh tubuh kemerahan

2
Pulse (frekuensi jantung)
Tidak ada detak jantung
Kurang dari 100, lemah dan lambat
Lebih dari 100, jantung kuat
3
Grimace (reaksi rangsangan)
Tidak ada respon
Sedikit gerakan
Menangis
4
Activity (tonus otot)
Tidak ada gerakan
Ada sedikit
Seluruh ekstremitas bergerak aktif
5
Respiration (pernapasan)
Tidak ada
Pernapasan perlahan,
Menangis kuat

(Hj. Deslidel,SST,dkk, 2011 hal. 11)

e.    Stimulasi / rangsangan
f.     Nutrisi dan cairan
g.    Identifikasi
h.    Pencegahan infeksi           
4.    Pencegahan Kehilangan Panas
a.    Mekanisme kehilangan panas
Bayi baru lahir dapat kehilanagn panas tubuhnya melalui cara-cara berikut :
1)  Evaporasi adalah jalan utama bayi kehilangan panas. Kehilangan panas dapat terjadi karena penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri karena setelah lahir tubuh bayi tidak segera dikeringkan. Kehilangan panas juga terjadi pada bayi yang terlalu cepat dimandikan dan tubuhnya tidak segera di keringkan dan selimuti.
2)  Konduksi adalah kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin. Meja, tempat tidur atau timbangan yang temperaturnya lebih rendah dari tubuh bayi akan menyerap panas tubuh bayi melalui mekanisme konduksi apabila bayi diletakkan di atas benda-benda tersebut.
3)  Konveksi adalah kehilangan panas tubuh yang terjadi saat bayi terpapar udara sekitar yang lebih dingin. Bayi yang dilahirkan atau ditempatkan di dalam ruangan yang dingin akan cepat mengalami kehilangan panas. Kehilangan panas juga terjadi jika terjadi aliran udara dari kipas angin, hembusan udara melalui ventilasi atau pendingin ruangan.
4)  Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi karena bayi di tempatkan di dekat benda-benda yang mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu tubuh bayi. Bayi bisa kehilangan panas dengan cara ini karena benda-benda tersebut menyerap radiasi panas tubuh bayi ( walaupun tidak bersentuhan secara langsung). (JNPK-KR 2008, hal. 123-124)
b.    Mencegah kehilangan panas
1)    Keringkan tubuh bayi tanpa membersihkan verniks
Keringkan bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Verniks akan membantu menghangatkan tubuh bayi. Ganti handuk basah dengan handuk/kain yang kering. Biarkan bayi diatas perut ibu.
2)    Letakkan bayi agar terjadi kontak kulit ibu ke kulit bayi
Letakkan bayi tengkurap di dada ibu. Luruskan bahu bayi sehingga bayi menempel di dada/perut ibu. Usahakan kepala bayi berada di antara payudara ibu dengan posisi sedikit lebih rendah dari puting payudara ibu. Biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling sedikit satu jam.
3)    Selimuti ibu dan bayi dan pakaikan topi di kepala bayi
Selimuti tubuh ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di kepala bayi. Bagian kepala bayi memiliki luas permukaan yang relatif luas dan bayi akan dengan cepat kehilangan panas jika bagian tersebut tidak tertutup.
4)    Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir
Lakukan penimbangan setelah satu jam kontak kulit ibu ke kulit bayi dan bayi selesai menyusu. Karena BBL cepat dan mudah kehilangan panas tubuhnya (terutama jika tidak berpakaian), sebelum melakukan penimbangan, terlebih dahulu selimuti bayi dengan kain atau selimut bersih dan kering. Berat badan bayi dapat dinilai dari selisih berat bayi pada saat berpakaian/diselimuti dikurangi dengan berat pakaian/selimut. Bayi sebaiknya dimandikan ≥ 6 jam setelah lahir. Memandikan bayi dalam beberapa jam pertama setelah lahir dapat menyebabkan hipotermia yang sangat membahayakan bayi baru lahir. (JNPK-KR, 2008, hal, 124-125)


B.   TINJAUAN UMUM TENTANG PREMATUR
1.    Pengertian Bayi Prematur
a.    Persalinan prematur adalah persalinan yang terjadi antara kehamilan 20 minggu sampai dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu, di hitung dari hari pertama haid terakhir (krisnadi,S.R, 2009 hal 3)
b.    Bayi prematur adalah bayi yang baru lahir dengan umur kehamilan kurang dari 37 minggu dengan berat badan kurang dari 2500 gram ( surasmi 2003,hal 31)
c.    Persalinan prematur adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan kurang dari 37 minggu ( antara 20-37 minggu ) atau dengan berat janin kurang dari 2500 gram ( Manuaba, 2007 hal 432)
d.    Menurut varney ( 2007), persalinan prematur adalah persalinan yang di mulai setiap saat setelah awal minggu gestasi ke 20 sampai akhir minggu gestasi ke 37.
e.    Persalinan preterm adalah persalinan yang berlangsung pada umur kehamilan 20 -37 minggu di hitung dari hari pertama haid terakhir. Bidan kesehatan dunia (WHO) menyatakan bahwa bayi prematur adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37 minggu atau kurang ( sarwono prawirohardjo 2008, hal 668)

2.    Etiologi / Penyebab Bayi Prematur
     Persalinan preterm merupakan kelainan proses yang multifaktorial. Kombinasi keadaan obstetrik, sosiodemografi dan faktor medik mempunyai pengaruh terhadap terjadinya persalinan prematur. Kadang hanya resiko tunggal di jumpai seperti distensi berlebih uterus, ketuban pecah dini atau trauma. Banyak kasus persalinan prematur sebagai akibat proses patogenik yang merupakan mediator biokimia yang mempunyai dampak terjadinya kontraksi rahim dan perubahan serviks, yaitu:
1)    Aktivasi aksis kelenjar hipotalamus-hipofisis-adrenal baik pada ibu maupun janin akibat stres pada ibu atau janin.
2)    Infeksi sistemik atau inflamasi desidua-korioamnion
3)    Perdarahan desidua
4)    Peregangan uterus patologik
5)    Kelainan pada uterus atau serviks.
    (sarwono prawirohardjo 2008, hal 669)
a.    Faktor ibu
1)    Preeklampsia, riwayat kehamilan prematur sebelumnya, perdarahan antepartum, malnutrisi kelainan uterus, hidramnion, KPD, Solusio plasenta.
2)    Penyakit: malaria, anemia, sifilis, infeksi toksoplasma rubella citomegalovirus herpes-simpleks (TORCH), jantung, hipertensi,ginjal, DM, dan penyakit hati.
3)    Trauma pada masa kehamilan, antara lain: fisik ( misalnya jatuh), psikologi ( misalnya stres)
4)    Usia ibu dan parietas: usia ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, jarak kehamilan dan persalinan terlalu dekat.
b.    Faktor janin: kehamilan ganda, cacat bawaan, kelainan kromosom.
c.    Faktor-faktor lain seperti merokok, peminum alkohol,pekerja berat masa hamil, obat-obatan, dan faktor lain yang belum di ketahui.
(winkjosastro 2007, hal 775).
3.    Diagnosis kelahiran prematur
     Sering terjadi kesulitan dalam menentukan diagnosa ancaman persalinan preterm. Tidak jarang kontraksi yang timbul pada kehamilan tidak benar-benar merupakan ancaman proses persalinan.


Beberapa kriteria dapat dipakai sebagai diagnosis ancaman persalinan preterm, yaitu:
1.    Kontraksi yang berulang sedikitnya setiap 7 – 8 menit sekali atau 2 – 3 kali dalam waktu 10 menit .
2.    Adanya nyeri pada punggung bawah (low back pain)
3.    Perdarahan bercak
4.    Perasaan menekan daerah serviks
5.    Pemeriksaan serviks menunjukan telah terjadi pembukaan sedikitnya 2 cm, dan penipisan 50 – 80 %
6.    Presentase janin rendah sampai mencapai spina isiadika
7.    Selaput ketuban pecah dapat merupakan tanda awal terjadinya persalinan preterm
8.    Terjadi pada usia kehamilan 27 – 37 minggu.
     Beberapa indikator dapat dipakai untuk meramalkan terjadinya persalinan preterm sebagai berikut :
1)    Indikator klinik
          Indikator klinik yang dapat dijumpai seperti timbulnya kontraksi dan pemendekan serviks (secara manual maupun ultrasonografi).Terjadinya ketuban pecah dini juga meramalkan akan terjadinya persalinan preterm


2)    Indikator laborotorik
                        Beberapa indikator laborotorik yang bermakna antara lain adalah: adalah jumlah leukosit dalam air ketuban (20 ml atau lebih). Pemeriksaan CRP (> 0,7 mg/ml) dan pemeriksaan leukosit dalam serum ibu (> 13.000/ml).
3)    Indikor biokimia
a.    Fribonektin janin : peningkatan kadar fibronektin janin pada vagina , serviks, air ketuban memberikan indikasi adanya gangguan pada hubungan antara korion dan desidua. Pada kehamilan 24 minggu atau lebih, kadar febronektin janin 50 mg/ml atau lebih mengindikasikan resiko persalinan preterm.
b.    Cortcotropin releasing hormone (CRH). Peningkatan CRH dini atau pada trimester 2 merupakan indikator kuat untuk terjadinya persalinan preterm
c.    Sitoklin inflamasi
d.    Isoferitin plasenta: pada keadaan normal ( tidak hamil ) kadar isofaritin sebesar 10 U/ml. Kadarnya meningkat secara bermakna selama kehamilan dan mencapai puncak pada trimester akhir yaitu 54,8 ± 53 U/ml. Penurunan kadar dalam serum akan beresiko terjadinya preterem
e.    Feritin : rendahnya kadar feritin merupakan indikator yang sensitif untuk keadaan kurang zat besi. Peningkatan ekspresi feritin berkaitan  dengan berbagai keadaan reaksi fase akut termasuk kondisi inflamasi. Beberapa peneliti menyatakan ada hubungan antara peningkatan kadar feritin dan kejadian penyulit kehamilan termasuk persalinan preterm.
(sarwono prawirohardjo 2010, hal 671-672)
4.    Pencegahan Kelahiran Prematur
Dengan mengetahui penyebab persalinan prematur (bukan karena kondisi medik seperti perdarahan dan hipertensi) dapat di pertimbangkan  langkah- langkah untuk menghindari persalinan prematur, sebagai berikut:
a.    Hindari kehamilan pada ibu terlalu muda ( kurang dari 17 tahun)
b.    Hindari jarak kehamilan terlalu dekat
c.    Menggunakan kesempatan periksa hamil dan memperoleh pelayanan antenatal yang baik
d.    Anjurkan ibu tidak merokok maupun mengonsumsi obat- obat terlarang ( Narkotika)
e.    Hindari kerja berat dan perlu cukup istirahat
f.     Obati penyakit yang dapat menyebabkan persalinan preterm
g.    Kenali dan obati infeksi genital / saluran kencing
h.    Deteksi dan pengamanan faktor resiko terhadap persalinan preterm.
( winkjosastro 2010, hal 672)
5.    Klasifikasi bayi prematur
     Berdasarkan atas timbulnya bermacam – macam problematika pada derajat prematuritas, maka bayi tersebut di golongkan dalam 3 kelompok, yaitu:
a.    Bayi sangat prematur ( extremely premature) 24-30 minggu.
Bayi dengan masa gestasi 24-27 minggu masi sangat  sukar hidup terutama di negara berkembang / sedang berkembang. Bayi dengan masa gestasi 28-30 minggu masih mungkin dapat hidup dengan perawatan intensif agar di capai hasil yang optimum.
b.    Bayi yang derajat prematur sedang ( moderately premature) 31-36 minggu.
Pada golongan ini kesanggupan untuk hidup jauh lebih baik dari golongan pertama dan gejala sisa yang di hadapinya di kemudian hari juga lebih ringan , asalkan pengelolaan terhadap bayi ini betul-betul intensif.


c.    Borderline prematur masa gestasi 37-38 minggu.
          Bayi ini mempunyai sifat-sifat prematur dan matur. Biasanya beratnya seperti bayi matur akan tetapi sering timbul problematika seperti yang di lalui bayi prematur, misalnya sindrom gangguan pernafasan, hiperbilirubinemia, daya isap lemah, dan sebagainya.
( wiknjosastro 2007, hal 775)
Gambar 1. Grafik pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterin
                                                                








(sumber: winkjosastro 2007, hal 774)
6.    Gambaran Klinis Bayi Prematur
Gambaran klinis atau penampilan yang tampak sangat bervariasi tergantung dari usia kehamilan saat bayi di lahirkan. Makin prematur atau makin kecil umur kehamilan saat bayi di lahirkan, semakin jelas pula perbedaannya dengan bayi yang lahir cukup bulan. Adapun tanda dan gejala bayi prematur antara lain:
a.    Umur kehamilan sama dengan atau kurang dari 37 minggu.
b.    Berat badan sama dengan atau kurang dari 2500 gram
c.    Panjang badan sama dengan atau kurang dari 46 cm
d.    Kuku panjangnya belum melewati ujung jari
e.    Batas dahi dan rambut kepala tidak jelas
f.     Lingkar kepala sama dengan atau kurang dari 33 cm
g.    Lingkar dada sama dengan atau kurang dari 30 cm
h.    Rambut lanugo masih banyak
i.      Jaringan lemak subkutan tipis atau kurang
j.      Tulang rawan daun telinga belum sempurna pertumbuhannya sehingga seolah-olah tidak teraba tulang rawan daun telinga
k.    Tumit mengkilap, telapak kaki halus
l.      Alat kelamin pada laki-laki pigmentasi dan rugae pada skrotum kurang, stetis belum turun ke dalam skrotum. Untuk bayi perempuan klitoris menonjol, labia manora belum tertutup oleh labia mayora
m.   Tonus otot lemah, sehingga bayi kurang aktif dan pergerakannya lemah.
n.    Fungsi saraf yang lemah atau kurang matang mengakibatkan refleks isap, menelan dan batuk masih lemah atau tidak efektif, dan tangisannya lemah.
o.    Jaringan kelenjar mammae masih kurang akibat pertumbuhan otot dan jaringan lemak masih kurang
p.    Verniks kaseosa tidak ada atau sedikit
7.    Komplikasi bayi prematur
     Tingkat kematangan fungsi sistem organ neonatus merupakan syarat untuk dapat beradaptasi dengan kehidupan di luar rahim. Penyakit yang terjadi pada bayi prematur berhubungan dengan belum matangnya fungsi organ - organ tubuhnya. Hal ini berhubungan dengan umur kehamilan saat bayi di lahirkan. Makin mudah umur kehamilan, makin tidak sempurnah organ- organnya, bayi prematur cenderung mengalami masalah yang bervariasi. Adapun masalah – masalah atau komplikasi yang mungkin terjadi yaitu sebagai berikut:
a.    Hipotermia
          Hipotermia dapat terjadi karena kemampuan untuk mempertahankan panas dan kesanggupan untuk menambah produksi panas sangat terbatas karena pertumbuhan otot – otot yang belum cukup memadai, lemak subkutan yang sedikit, belum matangnya sistem saraf pengaturan suhu tubuh, luas permukaan tubuh relatif lebih besar  di bandingkan dengan berat badan sehingga mudah kehilangan panas.
Tanda klinis hipotermi yaitu:
1)    Suhu tubuh di bawah normal
2)    Kulit teraba dingin
3)    Sianosis
4)    Apatis
b.    Sindrom gawat nafas
          Kesukaran pernapasan pada bayi prematur dapat di sebabkan belum sempurnanya pembentukan membran hialin surfaktan paru yang merupakan suatu zat yang dapat menurunkan tegangan dinding alveoli paru.
Tanda klinis sindrom gawat nafas, yaitu:
1)    Pernafasan cepat
2)    Sianosis
3)    Merintih waktu ekspirasi
4)    Retraksi substernal  dan interkostal
c.    Hipoglikemia
          Glukosa merupakan sumber utama energi selama masa janin. Kecepatan glukosa yang di ambil janin tergantung dari kadar gula darah ibu karena terputusnya hubungan plasenta dan janin menyebabkan berhentinya pemberian glukosa. Hipoglikemia terjadi bila kadar gula darah sama dengan atau kurang dari 20 mg/dl.
Tanda klinis hipoglikemia yaitu:
1)    Gemetar atau tremor
2)    Sianosis
3)    Apatis
4)    Kejang
5)    Apnea
6)    Tangisan melemah atau melengking
7)    Kelumpuhan atau letargi
8)    Kesulitan minum
9)    Terdapat gerakan putar mata
10) Keringat dingin
11) Hipotermia
12) Gagal jantung dan henti jantung ( seiring berbagai gejala muncul bersama-sama).
d.    Perdarahan intracranial
          Perdarahan intracranial dapat terjadi karena trauma lahir, atau trobositopenia idiopatik. tanda klinis perdarahan intracranial, yaitu:
1)    Kegagalan umum untuk bergerak normal
2)    Refleks moro menurun atau tidak ada
3)    Tonus otot menurun
4)    Letargi
5)    Pucat dan sianosis
6)    Apnea
7)    Kegagalan menetek dengan baik
8)    Muntah yang kuat
9)    Tangisan bernada tinggi dan tajam
10) Kejang
11) Kelumpuhan
12) Fontanella mayor mungkin tegang dan cembung
13) Pada sebagian kecil penderita mungkin tidak di temukan manifestasi klinik satupun.
e.    Rentan terhadap infeksi
          Bayi prematur mudah sekali terserang infeksi ini di sebabkan oleh karena daya tahan tubuh terhadap infeksi masih kurang, relatif belum sanggup membentuk antibody serta reaksi terhadap peradangan belum baik. Selain itu karena kulit dan selaput lendir membran tidak memiliki perlindungan seperti bayi cukup bulan.

f.     Hiperbillirubinemia
          Hal ini dapat terjadi karena belum maturnya fungsi hepar.kadar albumin darah yang berperan dalam transportasi bilirubin dari jaringan ke hepar kurang. Di mana kadar bilirubin normal pada bayi prematur 10 mg/dl.
Adapun tanda klinis yaitu:
1)    Sklera, puncak hidung, sekitar mulut, dada, perut dan ekstremitas berwarna kuning
2)    Letargi
3)    Kemampuan mengisap menurun
4)    Kejang
g.    Kerusakan integritas kulit
          Lemak subkuta kurang atau sedikit. Struktur kulit yang belum matang dan rapuh.sensitivitas yang kurang akan memudahkan terjadinya kerusakan integritas kulit, terutama pada daerah yang sering tertekan dalam waktu lama.pemakaian plester dapat mengakibatkan kulit bayi lecet atau bahkan lapisan atas kulit terangkat.
(surasmi 2003, hal 42-46)
8.    Cara persalinan prematur
Masih sering muncul kontroversi dalam cara persalinan kurang bulan seperti : apakah sebaiknya persalinan berlangsung pervagina atau resiko sesarea terutama pada berat janin yang melindungi kepala janin  apakah ada manfaatnya dilakukan episiotomi profilaksis yang luas untuk mengurangi  trauma kepala.
Bila janin presentase kepala maka di perbolehkan partus pervagina. Seksio sesare tidak akan di beri prognosis yang lebih baik bagi bayi, bahkan merugikan ibu.prematuritas janganlah di pakai sebagai indikasi untuk melakukan seksio sesarea. Oleh karena itu,seksio sesarea hanya di lakukan atas indikasi obstetrik.
(Sarwono prawirohardjo 2010, hal 675)
9.    Perawatan bayi prematur.
    Mengingat belum sempurnanya alat – alat tubuh yang perlu untuk pertumbuhan dan perkembangan dan penyesuaian diri dengan lingkungan hidup di luar uterus maka perlu di perhatikan pengaturan suhu lingkungan, pemberian makanan dan bila perlu pemberian oksigen, mencegah infeksi serta mencegah kekurangan vitamin dan zat besi.
a.    Pengaturan suhu
          Bayi prematuritas mudah dan cepat akan kehilangan panas badan dan menjadi hipotermia, karena pusat pengaturan panas badan belum berfungsi dengan baik dan permukaan badan bayi yang relatif luas oleh karena itu bayi prematuritas harus di rawat dalam incubator sehingga panas badannya mendekati dalam rahim. Bila inkubator tidak ada, bayi prematur dapat di bungkus dengan kain dan di sampingnya ditaruh botol yang berisi air panas, sehingga panas tubuhnya dapat dipertahankan. Atau dengan memasang lampu petromaks di dekat tempat tidur bayi. Bayi dalam incubator hanya di pakai popok, hal ini penting untuk memudahkan pengaawasan mengenai keadaan umum,perubahan tingkah laku, warna kulit, pernapasan, kejang dan sebagainya sehingga penyakit yang di derita dapat di kenali sedini mungkin dan tindakan serta pengobatan dapat dilaksanakan secepatnya.
Tabel 2.suhu incobator sesuai dengan berat badan bayi.
Berat badan bayi
Suhu incobator (°c)
1000 g
1500 g
20s00 g
2500 g
3000 g
4000 g
35°c
34°c
33,5°c
33,2°c
33°c
32,5°c

                        ( winkjosastro 2007, hal 254)
b.    Makanan bayi
          Organ pencernaan pada bayi prematur masih belum sempurna, lambung kecil, enzim pencernaan belum matang, sedangkan kebutuhan protein 3 sampai 5 g/kg BB dan kalori 110 kal/kg BB, sehingga pertumbuhannya dapat meningkat. Pemberian minum bayi sekitar 3 jam setelah lahir dan di dahului dengan mengisap cairan lambung. Refleks mengisap masih lemah, sehingga pemberian minum sebaiknya sedikit demi sedikit tetapi dengan frekuensi yang lebih sering. ASI merupakan makanan yang paling utama sehingga ASI-lah yang lebih dahulu di berikan. Bila faktor mengisapnya kurang maka ASI dapat di peras dan diminimkan dengan sendok perlahan-lahan atau dengan memasang sonde malaui lambung ( NGT ). Menghitung jumlah pemberian nutrisi / cairan pada bayi dengan memakai pedoman pengaturan sebagai berikut:
·         Untuk preterm ( BB <2500 gr) = 8 kali/hari
·         Untuk aterm ( BB >2500 gr ) = 6 kali/hari
Permulaan cairan diberikan sekitar 50-60 cc/kg BB/hari dan terus di naikan sampai mencapai sekitar 200 cc/kg BB/hari.

Tabel 3. Kebutuhan nutrisi / cairan pada bayi
Umur bayi
Suhu incobator ( °c )
Umur 1 hari
Umur 2 hari
Umur 3 hari
Umur 4 hari
Umur 10 hari
Umur 14 hari
60 ml
80 ml
100 ml
120 ml
180 ml
200 ml
                        (winkjosastro 2007, hal 254)
c.    Menghindari infeksi
          Bayi prematuritas mudah sekali terkena infeksi, karena daya tahan tubuh yang masih lemah, kamampuan leokosit yang masih kurang dan pembentukan antibodi belum sempurna. Oleh karena itu upaya preventif sudah di lakukan sejak pengawasan antenatal sehingga tidak terjadi persalinan prematuritas. Dengan demikian perawatan dan pengawasan bayi prematur secara khusus dan terisolasi dengan baik.
( winkjosastro 2007, hal 778-781 )



10. Penilaian Bayi dengan menggunakan sistem ballard
                        Ballard menilai neonatus berdasarkan 7 tanda kemantangan fisik dari 6 tanda kematangan neoromuskuler. Penilaian di lakukan dengan cara:
a.    Menilai 7 tanda kematangan fisik
b.    Menilai 6 tanda kematangan neurologik
c.    Hasil penilaian aspek kematangan fisik dan neurologik di jumlah
d.    Jumlah nilai kedua aspek kematangan tersebut dicocokkan dengan tabel patokan tingkat kematangan menurut ballard.
Tabel 4. Ciri kematangan fisik menurut ballard

0
1
2
3
4
5

Kulit

Merah seperti agar-agar transparan

Merah muda licin/halus tampak vena

Permukaan mengelupas dengan/ tanpa ruam, sedikit vena

Daerah pucat retak-retak, vena jarang

Seperti kertas kulit,retak lebih dalam, tidak ada vena

Seperti kulit retak-retak, mengerut

Lanugo

Tidak ada

Banyak

Menepis

Menghilang

Umumnya tidak ada


Lipatan plantar

Tidak ada

Tanda merah sangat sedikit

Hanya lipatan anterior yang melintang

Lipatan 2/3 mm

Lipatan diseluruh telapak


Payudara

Hampir tidak ada

Areola datara, tidak ada tonjol

Areola seperti titik, tonjolan 1-2 mm

Areola lebih jelas, tonjolan 3-4 mm

Areola penuh, tonjolan 5-10 mm


Daun telinga datar, tetap terlipat

Sedikit melengkung , lunak

Sedikit melengkung, lunak, lambat membalik

Bentuknya lebih baik, lunak, mudah membalik

Bentuknya sempurna, membalik seketika

Tulang rawan tebal, telinga kaku


Kelamin laki-laki

Skrtum kosong, tidak ada ruga


Testis turun, sedikit ruga

Testis ke bawah, ruganya bagus

Testis bergantung, ruganya dalam


Kelamin perempuan

Kitoris dan labia minora menonjol


Labia mayora besar, labia minora kecil

Labia mayora besar, labia minora kecil

Klitoris dan labia minora ditutupi labia mayora.


Gambar 2. Bagan kematangan neuromuskuler

             




                                                                                                                   (winkjosastro 2007, hal 773 )
Cara menilai aktivitas neuromuskuler:
a.    Posture : di nilai bila bayi dalam posisi terlentang dan tenang.
b.    Square window : tangan bayi di defleksikan di antara ibu jari dan telunjuk pemeriksa lalu di ukur sudut antara hypothenar eminence dengan forearm.
c.    Arm recoil : lakukan fleksi dengan bawah selama 5 detik, kemudian lengan tersebut diekstensikan dan dilepas. Nilai derajat kembalinya ke posisi fleksi.
d.    Popliteal angle : bayi tidur telentang, paha di pegang sedemikian rupa sehingga terdapat posisi lutut-data ( knee-chest position ). Setelah itu di lakukan ekstensi tungkai bawah, ukurlah sudut dibawah lutut tersebut.
e.    Scarf sign : posisi telentang, peganglah salah satu lengan bayi dan usahakan tangan tersebut mencapai leher posterior dari bahu sisi lainnya.angkat dan geserlah siku bayi di atas dadanya dan lihat sampai di mana siku tersebut dapat di geser. Makin mudah bayi makin mudah bergeser sikunya melewati garis tengah di sisi lain.
f.     Heel to ear :posisi telentang, gerakan kaki bayi di telinga dari sisi yang sama. Perbaiki jarak yang tidak mencapai telinga ekstensi lutut.
( winkjosastro 2010. Hal 773)
Tabel 5. Penilaian  tingkat kematangan menurut ballard
Nilai
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
minggu
26
28
30
32
34
36
38
40
42
44
( sumber : winkjosastro 2007, hal 773)
C.   TINJAUAN KHUSUS TENTANG PREMATUR
            Alat tubuh bayi prematur belum berfungsi seperti bayi matur. Oleh sebab itu, iia mengalami lebih banyak kesulitan untuk hidup di luar uterus ibunya. Makin pendek masa kehamilannya makin kurang sempurna pertumbuhan alat-alat dalam tubuhnya, dengan akibat makin mudahnya terjadi komplikasi. Hal tersebut dapat di lihat dari :
1.    Kardiovaskuler
Denyut jantung raa-rata 120-160 per menit. Pada saat kelahiran, kebiasaan kebisingan jantung terdengar pada seperempat bagian interkostal yang menunjukan aliran darah dari kanan ke kiri karena hipertensi atau atelektasis paru.
2.    Gastroistestinal
Penonjolan abdomen, pengeluaran mekonium biasanya terjadi dalam jangka 12 jam , refleks menelan  dan mengisap yang lemah, ada atau tidak ada anus, ketidak normalan kongenital lain.


3.    Integumen
Kulit yang berwarna merah mudah atau merah, kekuning-kuningan, sianosis, atau bermacm-macam warna, dengan rambut lanugo di sekujur tubuh, kurus, kulit tampak transparan, hhalus dan mengkilap, edema yang menyeluruh atau di bagian tertentu yang terjadi pada saat kelahiran, kuku pendek belum melewati ujung jari, rambut jarang atau mungkin tidak ada sama sekali.
4.    Muskoloaskeletal
Tulang kartilago telinga belum tumbuh dengan sempurna,lembut dan lunak, tulang tengkorak dan tulang rusuk lunak, gerakan lemah dan tidak aktif
5.    Neurologis
Refleks dan gerakan pada tes neurologis  tampak tidak resisten, gerak refleks hanya berkembang sebagian, menelan, mengisap, batuk sangat lemah atau tidak efektif, tidak ada atau menurunnya tanda neurologis, mata mungkin tertutup apabila umur kehamilan belum mencapai25-26 minggu, suhu tubuh tidak stabil, biasanya hipotermia, gemetar, kejang, dan mata berputar-putar biasanya bersifat sementara, tetapi mungkin juga ini mengindikasikan adanya kelainan neurologis.


6.    Paru
Jumlah pernapasan rata-rata antara 40-60 per menit diselingi dengan periode apnea, pernapasan yang tidak teratur dengan faring nasal ( nasal melebar), dengkuran, retraksi (interkostal, suprasternal, substernal), terdengar suara gemerisik.
7.    Ginjal
Berkemih setelah 8 jam kelahiran, ketidak mampuan untuk melarutkan ekskresi ke dalam urine
8.    Reproduksi
Bayi perempuan memiliki klitoris yang menonjol dengan labia mayora yang belum berkembang. Bayi laki – laki memiliki skrotum yang belum berkembang sempurna dengan ruga yang kecil, testis tidak  turun kedalam scrotum.
9.    Temuan sikap
Tangis yang lemah, tidak aktif, dan tremor.
(surasmi 2003, hal 46-47)
D.   MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN
1.    Pengertian manajemen asuhan kebidanan
     Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang di gunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, keterampilan dalam rangkaian tahapan logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada klien. ( simatupang E.J, 2008)
2.    Tahapan manajemen asuhan kebidanan
a.    Langkah 1 : identifikasi data dasar
          Melakukan pengkajian  dengan mengumpulkan data yang di perlukan secara lengkap, baik itu klien dari sendiri atau keluarga ( data subjektif) maupun data dari pemeriksa ( data objektif ) untuk mengevaluasi keadaan klien, yaitu:
1)    Anamnesis, meliputi biodata, riwayat mensturasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas, riwayat psikososial, dan spiritual, pengetahuan klien.
2)    Pemeriksaan fisik sesuai kebutuhan dan pemeriksaan tanda vital
3)    Pemeriksaan khusus ( inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi)
4)    Pemeriksaan penunjang ( pemeriksaan laboratorium, catatan terbaru dan sebelumnya)
b.    Langkah II : identifikasi diagnosa / masalah aktual
          Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga di temukan masalah atau diagnosa yang spesifik. Kata masalah dan diagnosis keduanya digunakan karena beberapa masalaha tidak dapat di selesaikan seperti diagnosis, tetapi membutuhkan penanganan yang dituangkan kedalam rencana asuhan terhadap klien.
c.    Langkah III : identifikasi diagnosa /masalah potensial
          Identifikasi adanya diagnosa atau masalah potensial lain berdasarkan rangkaian masalah  dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan. Langkah ini penting sekali dalam melakukan asuhan yang aman.
d.    Langkah IV : tindakan segera /emergency / kolaborasi
          Pada langkah ini, mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan / dokter untuk di konsultasikan atau di tangani bersama dengan anggota tim kesehatan lain sesuai dengan kondisi klien.
e.    Langkah V : rencana asuhan tindakan
          Merencanakan asuhan yang menyeluruh yang di tentukan berdasarkan langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah atau diagnosis yang telah diidentifikasi atau diantisipasi.pada langkah ini, informasi data yang tidak lengkap, dapat di lengkapi. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau masalah yang berkaitan tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap klien tersebut seperti apa yang diperkirakan terjadi berikutnya.
f.     Langkah VI : implementasi asuhan kebidanan
          Pelaksanaan rencana tindakan,hal ini dapat dikerjakan seluruhnya oleh bidan  atau sebagian di laksanakan oleh klien atau keluarga / klien sendiri, atau oleh tenaga kesehatan lain. Meskipun bidan berkolaborasi dengan dokter untuk menangani klien yang mengalami komplikasi, bidan tetap bertanggung jawab dalam manajemen asuhan klien untuk terlaksananya rencana asuhan  bersama. Manajemen yang efisien akan menyangkut waktu atau biaya serta meningkatkan mutu dan asuahan klien.
g.    Langkah VII : evaluasi asuhan kebidanan
          Pada langkah VII ini, dilakukan evaluasi keefektifan asuhan yang di berikan, meliputi pemenuhan kebutuhan terhadap masalah yang telah diidentifikasi di dalam masalah dan didiagnosis. Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut efektif mengingat proses manajemen asuhan ini merupakan suatu kegiatan yang berkesinambungan, maka perlu mengulang kembali dari awal setiap asuhan yang tidak efektif melalui manajemen untuk mengidentifikasi mengapa proses manajemen tidak efektif serta melakukan penyesuaian terhadap rencana asuhan tersebut.  
( simatupang 2008, hal 124-126)
3.    Pendokumentasian manajemen asuhan kebidanan
     Menurut Helen Varney, alur berfikir bidan saat menghadapi klien meliputi 7 langkah. Untuk mengetahui apa yang telah di lakukan seorang bidan malalui proses berfikir sistematis, didokumentasikan dalam bentuk SOAP, yaitu:
a.    S (subjektif), menggambarkan pendokumentasikan hasil pengumpulan data klien melalui anamnesis sebagai langkah 1 varney
b.    O (Objektif), menggambarkan pendokumentasikan hasil pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium, dan uji diagnostik lain yang di rumuskan dalam data fokus untuk mendukung asuhan langkah I Varney.
c.    A (Assesment), menggambarkan pendokumentasikan hasil analisis dan interpretasi data subjektif dan objekttif dalam suatu identifikasi diagnosa / masalah aktual, antisipasi diagnosa  / masalah potensial, perlunya
Tindakan segera oleh bidan / dokter, konsultasi/ kolaborasi dan atau rujukan sebagai langkah II,III,IV Varney.
d.    P (Planning), menggambarkan pendokumentasikan dan tindakan (I) dan evaluasi perencananaan (E) berdasarkan Assesment sebaggai langkah V,VI, dan VII Varney.
(salmah 2006, hal 171-172)


















Gambar 3.
proses alur pikir pendokumentasian manajemen kebidanan
  alur pikir bidan                                     pencatatan dari asuhan kebidanan
                                                                                                     
                                                                                                  
proses manajemen kebidanan      pendokumentasian asuhan kebidanan
                                                                                                           
                                                                                                              
7 langkah (varney)
5 langkah
(kompetensi bidan)

Data

Data
Masalah / diagnosa
Assesment/diagnosa
Antisipasi masalah potensial/diagnosa lain
Menetapkan kebuthan segera untuk konsultasi, kolaborasi



Perencanaan


Perencanaan
Implementasi
Implementasi
Evaluasi
Evaluasi

CATATAN SOAP


Subjektif
Objektif




Pengkajian / diagnosa

Rencana:
-       Konsul
-       Tes diagnostik/lab
-       Rujukan
-       Pendidikan/ konseling
-       Tindak lanjut
             

               

(salmah, dkk 2006. Hal 173)
BAB III
STUDI KASUS
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI “S” DENGAN
BAYI  BERAT  LAHIR  RENDAH   KARENA   PREMATUR
DI   RSUD   LABUANG   BAJI   MAKASSAR
TANGGAL 20-22 APRIL 2012


No. Register              : 246473
Tanggal lahir                        : 20 april 2012 jam 03.20 wita
Tanggal pengkajian            : 20 april 2012 jam 08.00 wita
Pengkaji                    : ROSA BUNGA
A.   LANGKAH I : IDENTIFIKASI DATA DASAR
1.    Biodata.
a.    Identitas Bayi
Nama                              : bayi “S”
Tempat/ tgl lahir             : Makassar/ 20-04-2012
Jenis kelamin                : Perempuan
Agama                            : Islam
Anak ke                          : I (pertama)


b.    Identitas ibu/ayah
Nama Ibu/Ayah             : Ny “ S” / Tn “S”
Umur                               : 25 tahun / 26 tahun
Suku                               : Makassar / Makassar
Agama                            : islam / islam
Pendidikan                    : SD / SD
Pekerjaan                       : IRT / Nelayan
Alamat                             : jl. Lakkang. Takalar

2.    Data Biologis / Fisiologis
a.    Riwayat kehamilan
1)    G1 P0 A0
2)    HPHT tanggal 11 september 2011
3)    TP tanggal 18 juni 2012
4)    Ibu melakukan kunjungan ANC sebanyak 3 kali selama
5)    kehamilan di RSU Labuang Baji Makassar
6)    Ibu mendapat TT 2 kali selama kehamilan
TT1 tanggal 12-12-2011
TT2 tanggal 09-01-2012
7)    Ibu mengatakan ada riwayat sakit kepala
8)    Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit jantung, DM, Asma,  dan ridak pernah menderita penyakit menular seperti HIV/AIDS
9)    Ibu mengatakan tidak pernah mengalami ketergantungan obat dan merokok.

b.    Riwayat Persalinan
1)    P1 A0
2)    Umur kehamilan ibu 31 minggu 5 hari
3)    Penolong persalian : dokter
4)    Ibu melahirkan dengan cara normal ( indikasi KPD) tanggal 20 april 2012 jam 03.20 wita di RSU Labuang Baji Makassar, dengan :
a)    Jenis kelamin       : perempuan
b)    BBL                                    : 1000 gram
c)    PBL                                    :36,5 cm



                       
5)    Tabel 6. Penilaian APGAR : 7/9
No
Yang dinilai
0
1
2
nilai
Score
1.
Appereance / warna kulit
Pucat / biru
Tubuh merah, akstremitas biru
Seluruh tubuh kemerahan
1
2
2.
Pulse / denyut jantung
Tidak ada
< 100
>  100
1
2
3.
Grimace / reaksi terhadap rangsangan
Tidak ada
Meyeringai/ meringis
Menangis, batuk, bersin
1
2
4.
Activity
Tidak ada
Ekstremitas sedikit fleksi
Gerakan aktif
2
2
5.
Respiration
Tidak ada
Lemah / tidak teratur
Menangis kuat
2
1

Jumlah



7
9
           
                        ( sumber : musrifatul uliyah 2006 hal 152)
c.    Riwayat Pemenuhan Kebutuhan Dasar
1)    Nutrisi atau cairan
a)    Reflek sisap bayi lemah
b)    Kebutuhan cairan di peroleh dari Susu formula
c)    Formula melalui NGT ( Naso gastic tube)
2)    Eliminasi
a)    BAK    : 8-9 kali,warna kuning jerih,bau amoniak
b)    BAB    : 1 kali berwarna hijau kehitaman (mekonium)
3)    Personal Hygiene
a)    Bayi sudah di waslap
b)    Pakaian bayi di ganti tiap kali basah atau kotor
4)    Istirahat / tidur.
a)    Lamanya tidur belum bisa di identifikasi
b)    Bayi terbangun saat pakaian basah,atau bayi lapar
3.    Data Psiko-sosial, Spiritual, dan Ekonomi
1)    Ibu dan keluarga sangat senang dengan kelahiran bayinya
2)    Kedua orang tua sanggup untuk memenuhi kebutuhan bayinya
3)    Ibu dan keluarga selalu berdoa kepada Allah SWT agar bayinya selalu sehat

4.    Pemeriksaan fisik
1)    Pemeriksaan umum
a)    KU bayi baik
b)    BBL : 1000 gram
c)    PBL : 36,5 cm
2)    Tanda- tanda vital
a)    Frekuensi jantung 142x/menit (normal 120-160 x / menit)
b)    Pernapasan 42 x / menit ( Normal 30-60 x / menit )
c)    Suhu 36,5 °c (normal 36,5-38 °c.
3)    Pemeriksaan fisik bayi (IPAP)
a)    Kepala
1)    Bentuk kepala lebih besar dari dada, rambut tebal hitam dan lurus,kepala bersih
2)    Sutura kepala teraba jelas, fontanela minor belum menutup
3)    Lingkar kepala 29 cm (normal: ± 34 cm)
b)    Wajah/muka
1)    Simetris kiri- kanan, mata bersih, sklera tidak ikterus, konjungtiva merah mudah.
c)    Telinga
1)    Simetris kiri-kanan, lekuk telinga normal
2)    Daun telinga sangat fesibel dan lunak
d)    Hidung
1)    Simetris kiri dan kanan, hidung bersih, tidak ada pernapasan cuping hidung
e)    Mulut dan bibir
1)    Bibir merah mudah kering, gusi berwarna merah mudah, lidah tampak bersih, terpasang NGT
2)    Refleks mengisap lemah
f)     Leher
1)    Tidak ada nyeri tekan dan benjolan
g)    Dada dan Perut
1)    Gerakan dada seirama dengan nafas bayi, tidak ada benjolan tulang dada, peristaltik usus dapat terlihat
2)    Keadaan tali pusat masih basah
3)    Lingkar dada 26 cm ( normal : ± 35 cm), lingkar perut 25 cm.
h)   Punggung dan Bokong
1)    Lipatan kulit bokong bersih
2)    Tidak ada benjolan pada punggung
i)     Genitalia/ Anus
1)    Labia mayore menutupi labia minore
2)    Tampak lunang uretra
3)    Tampak lubang anus
j)      Ekstremitas
1)    Tangan : pergerakan baik, jari tangan lengkap kiri dan kanan.
2)    Kaki : pergerekan baik, jari kaki langkap kiri dan kanan.
k)    Kulit
1)    Kulit tipis, mengkilat dan tembus cahaya,lanugo banyak terutama pada punggung, dahi, pelipis, telinga, dan lengan.
2)    Pembuluh darah banyak terlihat
3)    Tidak terdapat tanda lahir
4)  Sistem Saraf:
a)    Refleks rooting                   : ada
b)    Refleks mengisap              : masih lemah
c)    Refleks menelan                : masih lemah
d)    Refleks menggenggam    : masih lemah
e)    Babinsky                              : Ada
f)     Refleks morp                       :lemah (rangsangan dengan suara keras).
5)    Data Tambahan
a)    Obat-obatan : tetes mata Gentacimin, Neo k 1 mg/IM

b)    Nilai ballard score:
1)    Kulit                               : 4
2)    Lanugo                         : 2
3)    Garis telapak tangan  : 4
4)    Telinga                          : 1
5)    Genetalia                      : 2
6)    Payudara                      : 3
7)    Sikap                             :4
8)    Lipatan plantar                        : 2
9)    Rikoil lengan               : 4
10)  Sudut poplitea                        : 2
11)  Tanda scraft                : 1
12)  Tumit ketelinga           : 1
CSORE                         : 30
TUK                               : 31 MINGGU 5 HARI
DIAGNOSA                  : BKB/SMK.
B.   LANGKAH II.IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH AKTUAL
Diagnosa                   : BKB/ SMK/  (prematur)
Masalah aktual         : gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
a.    BKB/SMK (prematur)
DS :  1.Ibu mengatakan HPHT tanggal 11 – 09 – 2011
           2.Ibu mengatakan umur kehamilan 7 bulan.
DO :  1.TP tanggal 18 – 06 – 201
          2.Tanggal lahir 20 april 2012 jam 03.20 wita
          3.Kepala bayi tampak lebih besar dari dada
          4.Kulit bayi tipis, mengkilap dan menelan masih lemah
          5.Lingkar kepala      : 29 cm
          6.Lingkar dada         : 26
          7.Lingkar perut         : 25 cm
Analisa dan interpretasi data
Bayi lahir prematur adalah bayi yang lahir dengan usia kehamilan < dari  37 minggu, BBL < 2500 gram, PBL < 45 cm, lingkar kepala < 33 cm, Lingkar dada < 30 cm dengan kepala lebih besar dadanya, kulit tipis, transparan, lanugonya banyak, lemak subkutan kurang, sering tampak peristaltik usus.
( wiknjosastro H, 2007, Hal.777)
b.    Masalah aktual : gangguan pemenuhan nutrisi
DS :  1. ibu mengatakan melahirkan tanggal 20 April 2012                  jam 03.20 wita dengan jenis kelamin perempuan.
DO :  1. BBL 1000 gram, PBL 36,5 cm
            2.Refleks mengisap lemah
            3.Bayi di beri ASI dan susu formula dengan                              menggunakan NGT di suntikkan sedikit demi sedikit        sebanyak 5 cc / 2 jam dalam 24 jam dengan perhitungan:
= BB bayi x kebutuhan cairan + 20% ( rawat      inkubator)
            Jumlah pemberian
= 1,0 x 60 + 20% = + 20%
       12
= 5,01 cc = 5 cc
Analisa dan interpretasi data:
            Gangguan pemenuhan gisi pada bayi prematur / BBLR karenan     refleks isap dan menelan belum sempurna. Otot pencernaan belum    sempurna dan kapasitas lambung masih sedikit sehingga pemberian           nutrisi harus di berikan dengan cermat. Dalam hal ini, bayi dapat di             berikan minum melalui sonde lambung (NGT). ASI dapat di pompa dan     di masukan ke dalam botol steril. Bila ASI tidak ada atau kurang dapat          diganti dengan susu formula yang dapat mengandung lemak yan    mudah di cerna oleh bayi.
Banyak cairan yang di berikan adalah 60 ml/kg BB/hari dan setiap hari di naikan sampai 200 ml/kg BB/hari pada akhir minggu ke-2 (winkjosastro 2007, hal 778-779).
C.   LANGKAH III : IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL
Masalah potensial : potensial terjadi hipotermi, infeksi tali pusat
a.    Potensial terjadinya hipotermi:
DS : -
DO :  1.BBL 1000 gr, s : 36,5 °c
          2.Bayi terbungkus dan di rawat dalam incubator
          3.Kulit bayi tipis, licin dan mengkilat
Analisa dan interpretasi data.
Bayi prematur mudah dan cepat sekali menderita hipotermia bila berada di lingkungan yang dingin. Kehilangan panas di sebabkan oleh permukaan tubuh bayi yang relatif lebih luas bila di bandingkan dengan berat badan , kurangnya jaringan lemak di bawah kulit dan kekurangan lemak coklat (brown fat).
Untuk mencegah hipotermi perlu di usahakan lingkungan yang cukup hangat untuk bayi dan dalam keadaan konsumsi oksigen paling sedikit sehingga suhu tubuh bayi tetap normal.bila bayi di rawat dalam incubator, maka suhu untuk bayi dengan BBL < 2000 gr adalah 35 °c dan untuk bayi dengan BBL 2000-2500 gr adalah 34°c, agar bayi dapat mempertahankan suhu tubuh sekitar 37°c.    ( winkjosastro 2007,hal 778).
b.    Potensial terjadi infeksi pada tali pusat:
DS :1.ibu mengatakan melahirkan tanggal 20 april 2012 , jam            03.20 wita .
DO : 1.tali pusat masih basah
         2.tampak pembuluh darah pada tali pusat yang             terpotong.
Analisa dan interpretasi data
Bayi prematur mudah sekali terserang infeksi karena daya tahan tubuh terhadap infeksi berkurang, relatif belum sanggup membentuk antibody dan daya fagositosis serta reaksi terhadap peradangan belum baik.
Adanya jaringan dan pembuluh darah yang terbuka serta dalam keadaan basah dan lembab merupakan media berkembang biaknya mikroorganisme sehingga dapat menyebabkan terjadinya infeksi sebab bayi baru lahir sangat rentan terkena infeksi karena kekebalan belum terbentuk sempurna. ( winkjosastro 2007 hal 780-781)



D.   LANGKAH IV : TINDAKAN SEGERA / KOLABORASI
Melakukan kolaborasi dengan dokter anak, untuk jadwal pemberian susu formula untuk bayi.
E.   LANGKAH V : RENCANA TINDAKAN
1.    Tujuan :
a.    Kebutuhan nutrisi ASI terpenuhi / teratasi, refleks mengisap baik
b.    Berat badan bayi tidak turun, suhu dalam batas normal
c.    Tidak terjadi infeksi
2.    Kriteria :
a.    Kebutuhan nutrisi ASI terpenuhi yaitu asupan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan
b.    Penurunan berat badan bayi tidak dari 10% pada hari1-3 (winkjosastro 2007, hal 258)
c.    Bayi dalam keadaan baik dengan TTV dalam batas normal:
Frekuensi jantung        : 120 - 160 x/ menit
Pernapasan                   : 30 - 60 x/menit
Suhu badan                  : 36,5 - 37,5 °c
d.    Refleks mengisap bayi baik
e.    Tidak ada tanda – tanda infeksi yaitu ( bengkak, merah, panas dan bernanah)

3.    Rencana tindakan tanggal 20 april 2011, jam 08.30 wita.
a.    Anjurkan ibu untuk sering-sering memerah ASI untuk bayinya
Rasional:     dapat merangsang hipofise posterior untuk                               mengeluarkan oksitosin untuk sekresi ASI dan                                     hipofise anterior untuk mengeluarkan hormone                           prolaktin untuk produksi ASI
b.    Timbang berat badan bayi setiap hari
Rasional:     berat badan bayi penting untuk menetapkan                            kebutuhan kalori dan cairan bayi juga dapat                                   mencerminkan kondisi bayi
c.    Perawatan suhu tubuh dengan perawatan inkubator ( 36,5 °c) dan bayi tetap terbungkus.
Rasional:     perawatan bayi dengan terbungkus dalam                                incubator akan menghindari terjadi konduksi dan                      evaporasi.
d. Observasi TTV setiap 2 jam ( frekuensi jantung, suhu,dan pernapasan)
Rasional:     perubahan yang abnormal pada TTV bayi,                                menandakan bayi mengalami fungsi tubuh
e. Ganti pakaian atau popok bayi setiap kali basah
Rasional:     pakaian bayi yang basah akan mempengaruhi                                    badan bayi yang mengakibatkan evaporasi
f.  Rawat tali pusat setiap hari
Rasional:     dengan merawat tali pusat setiap hari, akan                              menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang                  dapat menimbulkan infeksi, sehingga tali pusat                        dapat segera kering dan puput.
g.    Kolaborasi dengan dokter  anak, untuk pemberian ASI / SF        ( susu foormula) dalam 24 jam kelahiran
Rasional:       pemberian ASI /SF secara teratur dengan ukuran                                yang tepat sangat membantu dalam pembentukan                          kebutuhan nutrisi bayi
h.    Memberikan ASI/SF sesuai dengan kebutuhan bayi 5 cc /2 jam
Rasional:       pemberian ASI/SF secara teratur dengan ukuran                                 yang sangat membantu dalam pemenuhan                                         kebutuhan nutrisi bayi
i.      Sendawakan bayi setelah pemberian ASI/SF
Rasional:       bayi di sendawakan setelah pemberian ASI/SF                                    untuk mengeluarkan udara di lambung
F.    LANGKAH VI : IMPLEMENTASI
Tanggal 20 april 2012 jam 09.00.wita
1.    Anjurkan ibu untuk sering – sering memeras ASI untuk bayinya
2.    Timbang berat badan bayi setiap hari
3.    Mempertahankan suhu tubuh dengan perawatan incubator (33,5 °c) dan bayi tetap terbungkus
4.    Observasi TTV setiap 2 jam ( frekuensi jantung, suhu dan pernafasan )
5.    Ganti pakaian atau popok bayi setiap kali basah
6.    Rawat tali pusat setiap hari
7.    Kolaborasi dengan dokter anak untuk pemberian ASI/SF ( susu formula ) dalam 24 jam kelahiran
8.    Pemberian ASI/SF sesuai dengan kebutuhan bayi 5 cc/ 2 jam
9.    Sendawakan bayi setelah pemberian ASI/SF
G.   LANGKAH VII : EVALUASI
Tanggal 20 april 2012 jam 09.15 wita
1.    Ibu memera ASI secara teratur dan memasukannya kedalam botol steril untuk di berikan kepada bayinya. Hasil perasan ASI ± 2 cc
2.    BBL : 1000 gram, BBS : 1000 gram
3.    Bayi di rawat dalam incubator dengan suhu 36,5°c dan bayi tetap terbungkus
4.    Tanda- tanda vital :
a.    Frekuensi jantung : 142 x/menit
b.    Pernapasan : 42 x/menit
c.    Suhu tubuh : 36,5 °c
5.    Tidak ada tanda-tanda infeksi pada taki pusat
6.    Bayi terhindar dari ruam popok
7.    Bayi di beri ASI 2 cc kemudian di tambah dengan SF melalui NGT untuk memenuhi kebutuhan  nutrisi 5 cc/jam
8.    Bayi sudah di sendawakan














PEMDOKUMENTASIAN   MANAJEMEN   ASUHAN   KEBIDANAN   PADA
 BAYI “ R “ DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH KARENA
PREMATUR DI RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR
TANGGAL   20  APRIL   2012

No register                 : 246473
Tanggal lahir                        : 20 april 2012 jam 03.20 wita
Tanggal pengkajian            : 20 april 2012 jam 08.00 wita
Pengkaji                    : ROSA BUNGA
A.   LANGKAH I. IDENTIFIKASI DATA DASAR
1.    Biodata
a.    Identitas bayi
Nama                            : by. “S”
Tempat/tanggal lahir  : Makassar, 20 april 2012
Jenis kelamin              : perempuan
Agama                          : islam
Anak ke                                    : 1 ( pertama )
b.    Identitas ibu / ayah
Nama ibu/ayah           : Ny “S” / Tn “S”
Umur                             : 25 tahun / 26 tahun
Nikah                            : 1x ± 1 tahun
Suku                             : makassar / makassar
Agama                          : islam / islam
Pendidikan                  : SD / SD
Pekerjaan                     : IRT / Nelayan
Alamat                          : jl.lakkang takalar
B.   DATA SUBJEKTIF (S)
1.    HPHT tanggal 11 – 09 – 2011   
2.    TP tanggal 18 – 06 – 2011
3.    Ibu mengatakan melahirkan bayi perempuan tanggal 20 april 03.20 wita, dengan persalinan normal
C.   DATA OBJEKTIF (O)
1.    TP tanggal 18 – 06 – 2012
2.    Bayi lahir prematur tanggal 20 april  jam 03.20 wita dengan indikasi KPD, JK: perempuan, BBL: 1000 gram, PBL: 36,5 cm,  A/S 7/9
3.    Tanda- tanda vital:
a.    Frekuensi jantung 140 x/menit (normal 120-160 x/menit)
b.    Pernapasan 42 x/menit ( normal 30-60 x/menit)
c.    Suhu 36,5 °c (normal 36,5°c – 37,5°c)
4.    Kepala tampak lebih besar dari dada
5.    Pergerakan bayi lemah
6.    Refleks mengisap dan menelan masih lemah, terpasang NGT
7.    Kulit bayi tipis, licin dan mengkilat
8.    Tali pusat basah
9.    Lingkar kepala : 29 cm
10. Lingkar dada : 26 cm
11. Lingkar perut : 25 cm
12. Bayi terbungkus dan di rawat dalam inkubator
D.   ASSESMENT ( A )
1.    Diagnosa :          BKB/SMK/Prematur
2.    Masalah aktual: gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
3.    Masalah potensial:
a.    Potensial terjadi hipotermi
b.    Potensial terjadi infeksi tali pusat
E.   PLANNING ( P )
Tanggal 20 april 2012 jam 09.15 wita
1.    Menganjurkan ibu untuk sering-sering memeras ASI untuk bayinya
Hasil :      ibu memeras ASI secara teratur, dan memasukannya                                     kedalam botol steril untuk di berikan kepada bayinya.                                  Hasil pemerasan ± 2 cc
2.    Menimbang berat badan bayi setiap hari
Hasil :      BBL: 1000 gram, BBS: 1000 gram
3.    Mempertahankan suhu tubuh bayi dengan menjaga bayi tetap terbungkus dan merawat dalam incubator
Hasil :      bayi di rawat dalam incubator dengan suhu 36,5 °c dan                     bayi tetap terbungkus
4.    Mengobservasi TTV setiap 2 jam ( terutama suhu tubuh bayi )
Hasil :      frekuensi jantung : 142 x/menit
                 Pernapasan : 42 x/ menit
                 Suhu badan : 36,5°c
5.    Merawat tali pusat dengan kasa steril
Hasil : tidak ada tanda-tanda infeksi dan tali pusat belum puput
6.    Melakukan kolaborasi dengan dokter anak untuk pemberian SF dan 24 jam setelah kelahiran
Hasi :       jumlah ASI/ SF yang harus di berikan 5 cc/ 2 jam
7.    Memberikan ASI/SF pada bayi
Hasil:       bayi di beri ASI 2 cc kemudian di tambah  dengan SF                                     melalui NGT untuk memenuhi kebutuhan nutrisi 5 cc / 2              jam
8.    Menyendawakan  bayi setelah pemberian ASI/SF
9.    Mengganti pakaian/ popok bayi tiap kali basah
Hasil :      bayi terhindar dari ruampopok
10. Menganjurkan pada ibu untuk mengonsumsi gizi seimbang
11. Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi

PENDOKUMENTASIAN  MANAJEMEN  ASUHAN  KEBIDANAN  PADA
BAYI “S”  DENGAN  BAYI  BERAT  LAHIR  RENDAH KARENA
PREMATUR DI RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR
TANGGAL   21   APRIL   2012
HARI  KE II

No register                 : 246473
Tanggal lahir                        : 20 april 2012 jam 03.20 wita
Tanggal pengkajian            : 21 april 2012 jam 10.00 wita
Pengkaji                    : Rosa Bunga
A.   . LANGKAH I. IDENTIFIKASI DATA DASAR
1.    Biodata
a.    Identitas bayi
Nama                            : bayi “S”
Tempat/tanggal lahir  : RSUD Labuang Baji Mksr / 20 april 2012
Jenis kelamin              : perempuan
Agama                          : islam
Anak ke                                    : I (pertama)
b.    Identitas ibu / ayah
nama ibu / ayah                      : Ny “S” / Tn “S”
umur                                         : 25 tahun / 26 tahun
nikah                                         : 1x ± 1 tahun
agama                                       : islam / islam
pendidikan                               : SD / SD
pekerjaan                                 : IRT / Nelayan
alamat                                       : jl lakkang takalar
B.   DATA SUBJEKTIF (S)
1.    Ibu menyatakan bayinya mendapat asupan  nutrisi ( ASI + SF ) melalui sonde lambung
2.    Ibu mengatakan bayinya masih di rawat di incubator
3.    Ibu mengatakan tali pusat bayinya masih basah
4.    Ibu mengatakan ASInya masih kurang
C.   DATA OBJEKTIF (O)
1.    Keadaan umum baik
2.    BBL : 1000 gram, BBS : 1000 gram
3.    Tanda- tanda vital :
a.    Frekuensi jantung 138 x / menit ( Normalnya 120-140 x/menit)
b.    Pernapasan 42 x/menit ( normal 30-60 x/menit)
c.    Suhu 36,5 °c ( normal 36,5°c – 37,5°c )
4.    Refleks mengisap dan menelan masih lemah, terpasang NGT
5.    Tonus otot leher baik
6.    Tali pusat masih basah
7.    Gerakan dada seirama dengan nafas bayi
8.    Pergerakan tangan dan refleks menggenggam baik
9.    Kulit berwarna kemerahan
D.   ASSESMENT (A)
1.    Diagnosa : BKB/SMK/ (prematur)
2.    Masalah aktual : gangguan pemenuhan nutrisi
3.    Masalah potensial :
a.    Potensial terjadi hipotermi
b.    Potensial terjadi infeksi tali pusat
E.   PLANNING (P)
Tanggal 21 april 2012 jam 10.15 wita
1.    Menganjurkan ibu untuk sering-sering memeras ASI untuk bayinya
Hasil:            ibu memeras ASI secara teratur dan memasukannya ke                     dalam botol steril untuk di berikan kepada bayinya.                                  Hasil pemerasan ± 2 cc.
2.    Menimbang berat badan bayi setiap hari
Hasil:            BB sekarang 1000 gram
3.    Mempertahankan suhu tubuh bayi dengan menjaga bayi tetap terbungkus dan merawat dalam incubator
Hasil:            bayi di rawat dalam incubator dengan suhu 36,5°c dan                      bayi tetap terbungkus
4.    Mengobservasi TTV setiap 2 jam
Hasil:            frekuensi jantung                : 138 x menit
Pernapasan                          : 42 x/menit
Suhu tubuh                          : 36,5°c
5.    Merawat tali pusat setiap hari
Hasil:            tidak ada tanda-tanda infeksi dan tali pusat belum puput
6.    Melakukan kolaborasi dengan dokter anak untuk pemberian SF dalam 24 jam setelah kelahiran
Hasil:            jumlah ASI/SF yang harus di berikan 10 cc/2 jam
7.    Memberikan ASI / SF pada bayi
Hasil:            bayi di beri ASI 2cc kemudian di tambah dengan SF                           melalui NGT untuk memenuhi kebutuhan nutrisi 10 cc/2                jam.
8.    Menyendawaan bayi setelah pemberian ASI / SF
9.    Mengganti pakaian / popok bayi setiap kali basah
Hasil:        bayi terhindar dari ruampopok
10. Menganjurkan pada ibu untuk mengkonsumsi gisi seimbang
11. Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi




PENDOKUMENTASIAN  MANAJEMEN  ASUHAN  KEBIDANAN  PADA
BAYI “S” DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH KARENA
PREMATUR DI RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR
TANGGAL   22   APRIL   2012
HARI  KE III

No. Register                          :246473
Tangggal lahhir                    : 20 april 2012 jam 03.20 wita
Tanggal pengkajian                        : 22 april 2012 jam 10.00 wita
Pengkaji                                : Rosa Bunga
A.   LANGKAH I. IDENTIFIKASI DATA DASAR
1.    Biodata
a.    Identitas bayi
Nama                              : bayi “S”
Tempat/ tanggallahir    : Makassar / 20 april 2012
Jenis kelamin                : perempuan
Agama                            : islam
Anak ke                          : I (pertama)
b.    Identitas ibu/ayah
Nama ibu/ayah                          : Ny “S” / Tn “S”
Umur                                           : 25 tahun / 26 tahun
Nikah                                          : I x ± 1 tahun
Suku                                           : makassar / makassar
Agama                                        : islam / islam
Pendidikan                                : SD / SD
Pekerjaan                                   : IRT / Nelayan
Alamat                                         : jl lakkang takalar
B.   DATA SUBJEKTIF (S)
1.    Ibu mengatakan mendapat asupan nutrisi (ASI + SF) melalui sonde lambung
2.    Ibu mengatakan refleks mengisap bayinya masih lemah
3.    Ibu mengatakan bayinya masih dirawat di incubator
4.    Ibu mengatakan tali pusat bayinya masih basah
5.    Ibu mengatakan ASInya masih kurang
C.   DATA OBJEKTIF (O)
1.    Keadaan umum baik
2.    BBL : 1000 gram , BBS : 1000 gram
3.    Tanda-tanda vital:
a.    Frekuensi jantung 138x menit (normalnya 120-160 x/menit)
b.    Pernapasan 42 x/menit (normalnya 30-60 x/menit)
c.    Suhu 36,5°c ( normal 36,5°c – 37,5°c )
4.    Refleks mengisap dan menelan masih lemah, terpasang NGT
5.    Tonus otot leher baik
6.    Tali pusat masih basah
7.    Gerakan dada seirama dengan napas bayi
8.    Pergerakan tangan dan refleks menggenggam baik
9.    Kulit berwarna kemerahan
D.   ASSESMENT
1.    Diagnosa : BKB/SMK/(prematur)
2.    Masalah aktual : gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
3.    Masalah potensial :
a.    Potensial terjadi hipotermi
b.    Potensial terjadi infeksi tali pusat
E.   PLANNING (P)
Tanggal 22 april 2012 jam 10.15 wita
1.    Menganjurkan ibu sering-sering memeras ASI untuk bayinya
Hasil:       ibu memeras ASI secara teratur dan memasukannya ke                     dalam botol steril untuk di berikan kepada bayinya. Hasil                   pemerasan ± 4cc.
2.    Menimbang berat badan bayi setiap hari
Hasil:       BBL : 1000 gram,BBS : 1000 gram.
3.    Mempertahankan suhu tubuh bayi dengan menjaga bayi tetap terbungkus  dan merawat dalam incubator.
Hasil:       di rawat di dalam incubator dengan suhu 36,5°c dan bayi                  tetap terbungkus.
4.    Mengobservasi TTV setiap 2 jam
Hasil:       frekuensi jantung                : 140 x/menit
                 Pernapasan                          : 42 x /menit
                 Suhu tubuh                          : 36,5°c
5.    Merawat tali pusat setiap hari
Hasil:       tidak ada tanda-tanda infeksi dan tali pusat belum puput
6.    Melakukan kolaborasi dengan dokter anak untuk pemberian SF dalam 24 jam setelah melahirkan
Hasil:       jumlah ASI/SF yang harus di berikan 10 cc/2 jam
7.    Memberikan ASI/SF pada bayi
Hasil:       bayi di beri ASI 4 cc kemudian di tambah dengan SF                          melalui NGT untuk memenuhi kebutuhan nutrisi 10                                cc/2jam.
8.    Menyendawakan bayi setelah pemberian ASI /SF
9.    Mengganti pakaian atau popok bayi tiap kali basah
Hasil:       bayi terhindar dari ruam popok
10. Menganjurkan pada ibu untuk mengonsumsi gizi seimbang
11. Mengajarkan pada ibu cara menyusui yang benar
a.    Sebelum menyusui payudara di bersihkan terlebih dahulu lalu dihadapkan menghadap di perut ibu atau payudara ibu lalu pegang bagian belakang ibu dengan salah satu tangan dan meletakkan kepala pada lengkungan siku ibu.
b.    Payudara di pegang dengan ibu jari diatas dan jari lain menopang di bawah dan jangan menekan payudara.
c.    Beri rangsangan pada mulut bayi agar mau membuka mulut dengan menyentuh sisi mulut bayi dengan puting ibu.
Hasil: ibu mengerti dengan penjelasan yang di berikan
12. Menganjurkan ibu untuk follow Up kembali  dengan tenaga kesehatan jika terdapat keluhan
Hasil:       ibu bersedia
13. Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi













BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini, akan di bahas mengenai kesenjangan antara teori dengan hasil tinjauan khasus serta membandingkan pelaksanaan manajemen asuhan kebidanan pada bayi “R” dengan prematur di RSUD Labuang Baji Makassar tanggal 20-22 april 2012 berdasarkan teoti yang ada.
A.   LANGKAH I. IDENTIFIKASI DATA DASAR
Pada teori ditemukan bahwa identifikasi data dasar merupakan tahap awal proses manajemen asuhan kebidanan yang kegiatannya di tujukan untuk mengumpulkan data atau informasi dan pemeriksaan fisik serta di kembangkan sesuai dengan kondisi yang ditemukan pada klien.
Sesuai dengan konsep teori yang ada bahwa identifikasi data dasar merupakan tahap awal proses manajemen asuhan kebidanan yang kegiatannya di tunjukan untuk mengumpulkan data atau informasi dan pemeriksaan fisik , serta di kembangkan sesuai dengan kondisi yang ditemukan pada klien.
Sesuai dengan konsep teori yang ada bahwa gambaran klinis pada bayi prematur adalah pada bayi dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram dengan umur kehamilan kurang dari 37 minggu, panjang badan kurang dari 45 cm, kepala relatif lebih besar dari badannya dengan lingkaran kepala kurang dari 33 cm, lingkar dada kurang dari 30 cm, jaringan sub kutan masih tipis atau kurang, tulang rawan daun telinganya belum sempurnah pertumbuhannya sehingga daun telinga lunak, mudah di lipat, pengembalian kembali secara lambat,alat kelamin pada bayi perempuan labia mayore belum menutupi labia minore , tonus otot lemah sehingga bayi kurang aktif dan pergerakan lemah, fungsi saraf yang belum atau kurang matang mengakibatkan reflek isap, menelan dan bantuk masih lemah.
Pada bayi “S” di dapat data antara lain, masa gestasi 31 minggu 5 hari BBL 1000 gram, lingkar kepala 29 cm, lingkar dada 26 cm, warna kulit kemerah-merahan, daun telinga yang lunak jika di lipat pengembaliannya secara lambat, labia mayore belum menutupi labia minore, pergerakan lemah atau kurang dan refleks mengisap dan menelan masih lemah.
Dengan demikian apa yang di jelaskan dalam teori dan kenyataan di lahan praktek secara garis besar tampak adanya persamaan ( tidak ada kesenjangan ).
B.   LANGKAH II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH AKTUAL
   Dalam menegakkan suatu diagnosa kebidanan atau masalah kebidanan atau masalah kebidanan yang di dasarkan atas pendekatan asuhan kebidanan, perlu di dukung dan ditunjang oleh beberapa data subjektif maupun objektif yang di peroleh.
Berdasarkan data yang di peroleh, diagnosa / masalah aktual yang ada pada bayi “S” adalah bayi kurang bulan / sesuai masa kehamilan / prematur, dan mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi. Sesuai dengan teori, di mana bayi prematur mamiliki tanda dan gejala dengan umur kehamilan kurang dari 37 minggu,berat badan kurang dari 2500 gram, panjang badan kurang dari 46 cm, lingkar kepala  kutang dari 33 cm, lingkar dada kurang dada kurang dari 30 cm.
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berdasarkan teori menyatakan bahwa refleks isap dan menelan pada bayi prematur belum berfungsi sempurna, dan kapasitas lambung masih sedikit, sehingga pemberian nutrisi harus diberikan dengan cermat. Pada kasus bayi “S” refleks isap dan menelan masih lemah. Oleh karena itu di berikan ASI dan tambahan susu formula dengan menggunakan NGT (Naso Gastric Tube). Dengan demikian tidak ada kensenjangan antara teori dengan kasus bayi “S” .
C.   LANGKAH III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL
Setelah penentuan diagnosa aktual, kemungkinan masalah komplikasi yang dapat timbul pada kasus bayi “S” adalah:
a.    Potensial terjadinya hipotermi berdasarkan teori bahwa bayi berat lahir rendah mudah mengalami hipotermi karena pertumbuhan organ yang belum sempurna dimana luas permukaan tubuh baik yang relatif lebih besar dan berat badan dengan jumlah lemak subkutan yang sedikit memungkinkan bayi mudah kehilangan panas dan mengalami hipotermi.
b.    Potensial terjadinya infeksi tali pusat berdasarkan teori bahwa bayi prematur mudah di serang infeksi karena daya tahan tubuh terhadap infeksi masih kurang sehingga relatif belum sanggup membentuk antibodi serta reaksi terhadap peradangan belum baik dan di tunjang dengan adanya luka tali pusat yang masih basah yang merupakan media tempat masuk dan berkembang biaknya mokroorganisme.
Potensial terjadi hipotermi dan tali pusat tetap memacu pada konsep dasar dan data yang ada dalam menegahkan masalah yang mungkin muncul pada klien bila tidak segera di tangani sehingga pada tahap ini tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan masalah potensial yang di angkat pada kasus bayi “S”.
D.   LANGKAH IV. TINDAKAN SEGERA DAN KOLABORASI
Pada sistem pelayanan asuhan kebidana harus mempersiapkan suatu asuhan segera oleh bidan dan dokter, atau tenaga kesehatan lainya dengan tindakan segera atau kolaborasi berdasarkan kondisi dan status kesehatan klien.
Pada kasus bayi “S” ini, dilakukan tindakan kolaborasi dengan dokter anak untuk jadwal pemberian susu formula tambahan bagi bayi. Oleh karena itu, penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dengan khasus yang di dapatkan.

E.   LANGKAH V. RENCANA TINDAKAN
Perencanaan adalah proses penyusunan suatu tindakan berdasarkan identifikasi masalah pada saat sekarang serta antisipasi  diagnosa dan masalah lain yang mungkin terjadi, namun lebih harus lebih di rumuskan tujuan yang akan dicapai serta kriteria keberhasilannya.
Menurut teori rencana tindakan yang dapat di lakukan pada bayi prematur ialah melakukan perawatan dengan cara pengaturan suhu dalam incubator, metode kanguru, atau dengan cara membungkus bayi, pemberian minum dan perlindungan terhadapn infeksi.
Rencana tindakan pada kasus bayi “S” adalah merawat bayi dalam incubator dengan bayi tetap terbungkus, pemberian minum yang tetap yang teratur melalui NGT, serta melakukan pencegahan infeksi pada bayi tersebut. Hal ini mendandakan tidak adanya kesenjangan antar teori dengan khasus yang di dapatkan.
F.    LANGKAH VI. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan tindakan yang dapat di lakukan menurut teori yaitu melakukan perawatan dengan cara pengaturan suhu dalam incubator, metode kanguru atau dengan cara membungkus bayi serta pemberian minum dan pelindungan terhadap infeksi.
Pada tahap ini, pelaksanaan asuhan kebidanan pada bayi “S”, penulis melakukan sesuai dengan rencana seluruh tindakan yang di lakukan sudah terorientasi pada kebutuhan bayi “S” sehingga tujuan dapat di capai. Maka, rencana yang diimplementasikan adalah mengobservasi keadaan umum, mempertahankan suhu tubuh bayi, menggunakan peralatan incubator dengan bayi tetap terbungkus, memberi intake ASI dan/atau memberikan susu formula tiap 2 jam dalam 24 jam melalui NGT, menimbang berat badan bayi setiap hari, mengganti pakaian bayi yang basah dengan yang kering. Penatalaksanaan tersebut dapat dilihat pada penanganan bayi prematur. Berdasarkan teori, tampak adanya persamaan yaitu memastikan bayi terjaga tetap dengan membungkus bayi dengan kain lunak, kering, kemudian diselimuti, mendorong ibu untuk segera menyusui dengan frekuensi pemberian umum yang lebih sering dalam jumlah yang sedikit.
G.   LANGKAH VII. EVALUASI TINDAKAN
Proses evaluasi merupakan akhir dari proses manajemen kebidanan yang penting guna mengetahui berhasil tidaknya asuhan yang di berikan pada bayi “S” selama 3 hari setelah melahirkan.
Pada teori pelaksanaan  tindakan yang dilakukan yaitu melakukan perawatan dengan cara pengaturan suhu dalam incubator, metode kanguru atau dengan cara membungkus bayi, serta pemberian minum dan perlindungan terhadap infeksi.
Dari hasil evaluasi melalui tinjauan pustaka dengan asuhan kebidanan, tidak menemukan adanya kesengjangan antara teori dengan khasus yang didapatkan pada bayi “S”, walaupun dari hasil evaluasi ini. Ada diagnosa atau masalah yang belum teratasi, tapi selanjutnya masih dalam pengawasan oleh petugas kesehatan yakni bidan, dokter, atau orang tua bayi.











BAB V
PENUTUP
KESIMPULAN DAN SARAN

A.   KESIMPULAN
Setelah mempelajari tinjauan pustaka dan pengalaman langsung dari lahan praktek melalui studi khasus serta membandingkan antara teori dan praktek tentang khasus bayi prematur maka dapat di tarik kesimpulan :
1.    Pada bayi “S” dengan prematur adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan kurang dari 37 minggu dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram, dimana berat badannya sesuai dengan usia kehamilannya.
2.    Dari identifikasi data dasar disimpulkan bahwa pada bayi “S” dengan prematur, dapat di tegakkan beberapa diagnosa, diantaranya bayi kurang bulan / sesuai masa kehamilan ( prematur ), gangguan pemenuhan nutrisi bayi, potensial terjadinya hipotermi dan infeksi tali pusat.
3.    Dengan intervensi dengan implementasi yang efektif dan efisien, tujuan yang ingin diraih tercapai dan diagnosa/ masalah potensial tidak terjadi.
4.    Pendokumentasian hasil asuhan dibuat dalam bentuk SOAP sebagai pertanggung jawaban terhadap asuhan yang telah di berikan.
B.   SARAN
1.    Bagi klien
Diharapkan agar ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan sedini mungkin secara teratur minimal 4 x selama kehamilannya, sehingga dapat di temukan lebih dini jika terdapat tanda-tanda atau komplikasi kehamilan, serta membiasakan diri untuk mengonsumsi makan yang mengandung gizi seimbang sehingga kebutuhan ibu dan janin dapat terpenuhi.
2.    Bagi petugas kesehatan (profesi kebidanan)
a.    Diharapkan pengawasan dan penanganan pada ibu hamil yang lebih kuat, utamanya yang beresiko tinggi dengan berpedoman pada standar pelayanan kebidanan yang berlaku.
b.    Keberhhasilan dalam mencegah kelahiran prematur tidak terlepas dari adanya kerjasama dan keterlibatan keluarga secara maksimal dalam pemenuhan kebutuhan gizi secara optimal.
c.    Penerapan manajemen asuhan kebidanan dalam memberikan pelayanan di masyarakat perlu ditingkatkan, mengingat dengan penerapan manajemen asuhan kebidanan maka tingkat kesakitan dan kematian bayi dapat ditekan seminimal mungkin melalui penemuan penanganan komplikasi secara dini.

3.    Bagi institusi
Penerapan manajemen asuhan kebidanan dalam mencegah masalah dapat lebih ditingkatkan dan di kembangkan, mengingat proses tersebut sangat bermanfaat dalam membina tenaga bidan guna menciptakan sumber daya manusia yang berpotensi dan profesional.
4.    Bagi pemerintah
a.    Pemerintah hendaknya meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai bagi tenaga kesehatan agar dapat memperoleh keterampilan dan pengetahuan secara maksimal dan menghasilkan  tenaga kesehatan yang profesional.
b.    Pemerintah hendaknya berupaya meningkatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau demi terciptanya pelayanan kesehatan yang berkualitas.



Lampiran 1
DAFTAR SINGKATAN
1.    WHO                 : Word Health Organization
2.    MDG                 : Milenium Depelopment Goal’s
3.    AKI                    : Angka Kematian Ibu
4.    AKB                  : Angka Kematian Bayi
5.    MPS                  : Makanan Pendamping Asi
6.    HPHT                : Hari Pertama Haid Terakhir
7.    TP                      : Tafsiran Persalinan
8.    TUK                   : Tafsiran Umur Kehamilan
9.    GPA                  : Gravid , Para , Abortus
10. TORCH                        :Toxoplasma,Rubella, Citomegalovirus, Herpes-Simpleks
11. DM                    : Diabetes Militus
12. HIV                    : Human Immunodeficciency Virus
13. AIDS                 : Acquired Immunodeficciency Syindrom
14. KPD                  : Ketuban Pecah Dini
15. ASI                    : Air Susu Ibu
16. SF                     : Susu Formula
17. NGT                  : Naso Gastric Tube
18. TT                      : Tetanus Toxoid
19. KU                     : Keadaan Umum
20. JK                      : Jenis Kelamin
21. PBL                   : Panjang Badan lahir
22. BB                     : Berat Badan
23. BBL                   : Berat Badan Lahir
24. BBS                  : Berat Badan Sekarang
25. AS                     : Apgar Score
26. APGAR                        : Appereance, Pulse, Grimace, Activity, Respiration
27. TTV                   : Tanda – Tanda Vital
28. P                        : Pernapasan
29. S                        : Suu
30. IPAP                 : Inspeksi, Palpasi, Auskultasi, Perkusi
31. IM                      : Intra Muskular
32. BKB                  : Bayi Kurang Bulan
33. SMK                  : Sesuai Masa Kehamilan
34. BBLR                : Berat Badan Lahir Rendah
35. DS                     : Data Subjektif
36. DO                     : Data Objektif
37. HE                     : Health Education
38. CRH                  : Ortcotropin Releasing Hormone


Lampiran 2
SATUAN ACAR PENYULUHAN
Topik                                    : Pentingnya pemberian ASI bagi bayi
Waktu                                  : Tanggal 21 april 2012
Tempat                                 : Di RSUD Labuang Baji Makassar
Sasaran                               : Klien Ny “S”
Tujuan umum                     : Pada akhir penyuluhan klien mengerti serta                                                     memahami teknik menyusui yang benar.
Tujuan khusus                   : Ibu dapat menyebutkan dan menguraikan serta                                               melaksanakan teknik menyusui yang benar.
Metode                                 : Ceramah dan Diskus
Alat dan bahan                  : gambar tentang makanan yang bergizi yang                                                     dapat menambah produksi ASI dan gambar                                                      tentang cara menyusui yang benar.
Pembimbing                       : bidan “Y”
Referensi                            : 2008, Buku Ajar Asuahn Kebidanan post partum                                             winkjosastro H,2007. Ilmu Kebidanan. Yayasan                                               prawirohardjo




“PENTINGNYA ASI BAGI BAYI”

          Bayi sangat membutuhkan ASI untuk pertumbuhan dan perkembangannya. ASI sebagai makanan yang terbaik untuk bayi,merupakan pemberian Tuhan yang tidak dapat di tiru oleh para ahli dalam bidang pembuatan makanan bayi.
ASI mengandung nutrien yang cukup dan nilai nutrisi/ biologinya tinggi. Jumlah produksi ASI sangat di pengaruhi oleh diet ibu.
A.   Keuntungan Pemberian ASI
1.    Steril, aman dari pencemaran kuman
2.    Selalu tersedia dengan suhu yang optimal
3.    Mengandung zat antibody yang melindungi bayi terhadap infeksi
4.    Bahaya alergi tidak ada
5.    Hemat waktu dan uang
6.    Lemak dan protein ASI mudah di serap dan di cerna secara lengkap dalam pencernaan.
B.   Keuntungan Menyusui
1.    Terjadi hubungan yang lebih erat antara bayi dan ibunya karena secara alami dengan adanya kontak kulit, bayi merasa aman. Hal ini sangat penting bagi perkembangan psikis dan emosi dari bayi
2.    Dengan menyusui dapat menyebabkan uterus berkontraksi sehingga pengembalian uterus kedalam sebelum hamil lebih cepat.
3.    Dengan menyusui akan mengurangi kemungkinan menderita kanker payudara pada masa mendatang
4.    Dengan menyusui kesuburan ibu akan berkurang untuk beberapa bulan ( keluarga berencana)
C.   Zat Gizi pada ASI
                        Asi mengandung protein , lemak , kabohidrat, vitamin , dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh bayi selain itu ASI juga mengandung zat untuk pertumbuhan otak dan antibody.
D.   Sumber makan yang dapat menambah produksi ASI
1.    Sumber kalori : beras, roti, kentang, mie, dan bihun
2.    Sumber protein : susu, telur, tempe, daging, dan hati
3.    Sumber vitamin dan mineral : sayuran yang berwarna hijau / kuning dan buah-buahan yang dagingnya berwarna merah/ kuning.
E.   Makanan yang di batasi untuk ibu menyusui
1.    Bahan makanan yang merangsang : cabe, merica, jahe karena dapat menyebabkan bayi mencret
2.    Makanan yanga dapat menimbulkan kembung: ubi, singkong, kol, sawi dan daun bawang
3.    Makanan yang manis-manis atau berlemak karena bisa menyebabkan ibu menjadi gemuk







Gambar 3.      Sumber kalori ( beras, kentang,roti) dan sumber protein( susu,                     telur,daging, hati, ayam, kacang hijau, tempe, dan tahu)








Gambar 4.        Sayur-Sayuran dan Buah-Buahan sebagai Sumber Vitamin        dan Mineral

Lampiran 3
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik                                     : Teknik menyusui yang benar
Waktu                                   : Tanggal 22 april 2012
Tempat                                 : Ruang nifas RSUD Labuang Baji Makassar
Sasaran                               : Klien Ny “S”
Tujuan umum                     : Pada akhir penyuluhan klien mengerti serta                                         memahami teknik menyusui baik dan benar.
Tujuan khusus                               : Ibu dapat menyebut dan menguraikan serta                                          melaksanakan teknik menyusui yang benar.
Metode                                 : Ceramah dan Diskusi
Alat dan bahan                   : gambar tentang cara menyusui yang benar
Pembimbing                        : bidan “Y:



TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR
A.   Aturan umum menyusui
1.    Mulailah segera setelah lahir
2.    Beri ASI setiap bayi membutuhkan, artinya jika ia lapar dengan tanda-tanda menangis atau gelisah
3.    Terus susui sampai 4-6 bulan sampai bayi membutuhkan makanan tambahan.
B.   Teknik menyusui yang benar
Cara menyusui dengan sikap duduk
1.    Duduk dengan posisi santai dan tegak
2.    Gunakan bantal atau selimut untuk menopang bayi, bayi ditidurkan di atas pangkuan ibu dengan cara kepala bayi berada pada siku bagian dalam lengan kiri, hadapkan bayi kepada ibu, letakkan lengan kanan bayi di seputar punggung ibu dan tangan kiri ibu memegang bokong bayi (bila dimulai dengan payudara kiri).
3.    Puting susu dan sekitarnya dibersihkan dengan kapas basah
4.    Tangan kanan menyangga payudara kiri dengan keempat jari dan ibu jari menekan payudara bagian atas areola.
5.    Sentuhlah mulut bayi dengan putting payudara, tunggu sampai mulut bayi membuka lebar.
6.   


Masukkan secepatnya seluruh putting payudara sampai aerola ke dalam mulut bayi hingga terletak antara lidah dan langit-langit.
7.    Dekaplah bayi ke tubuh dengan organ kiri hingga ujung hidung bayi menyentuh payudara, tekanlah sedikit payudara bagian atas dengan tangan kanan hingga hidung bayi tidak tertutup dan bayi dapat bernafas dengan baik.
8.    Bila bayi selesai menetek, untuk melepaskan jangan sekali-kali menarik puting susu begitu saja tetapi dengan cara tekanlah dagu bayi atau pijatlah hidungnya atau paling baik dengan kelingking ibu yang bersih masukkan ke dalam sudut mulut bayi.
9.    Sebelum diletakkan pada payudara sebelah lagi, sendawakan dahulu bayi agar tidak muntah dengan cara sebagai berikut :
a.    Bayi digendong agak tinggi, bersandar di pundak ibu, perut bayi dirapatkan ke dada kiri ibu, sedangkan dagunya menempel di bahu ibu, punggung bayi ditepuk-tepuk perlahan sampai bersendawa.
b.    Dengan cara menelungkupkan bayi di atas pangkuan ibu, lalu diusap-usap punggung bayi sampai bayi bersendawa.
10. Setiap kali menetek sebaiknya diletakkan pada kedua payudara yang terakhir diberikan tadi, lamanya menyusukan untuk payudara pertama kira-kira 10 menit dan payudara kedua selama 20 menit.

C.   Cara menyendawakan bayi
1.    Bayi di gendong agak tinggi, bersandar di pundak ibu, perut bayi di rapatkan ke dada ibu sedangkan dagunya menempel di bahu ibu, punggung bayi di tepuk-tepuk perlahan sampai bersendawa.
2.    Dengan cara menelungkupkan bayi di atas pangkuan ibu, lalu di usap- usapkan punggung bayi sampai bayi bersendawa.
D.   Hal – hal yang perlu di perhatikan pada waktu menyusui bayi:
1.    Berilah bayi ASI saja pada bulan pertama sampai umur 6 bulan.
2.    Lamanya menyusui untuk payudara pertama kira – kira 10 menit dan payudara kedua selama 20 menit
3.    Ibu yang menyusui sebaiknya makan makanan yang bergizi tinggi dan minum kurang lebih 8 – 12 gelas perhari
4.    Ibu harus beristirahat yang cukup
5.     Susuilah bayi dengan santai dengan penuh kasih sayang
6.    Jagalah kebersihan, gunakan pakaian yang longgar dan tidak kaku serta gunakan BH yang khusus menyesui.



















Gambar 5.      Teknik ibu menyusui